Suasana pemindahan pasien rujukan ke RSUD Klungkung ditangani tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Klungkung. (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Adanya dugaan penolakan pasien anak demam tinggi di Pelabuhan Padangbai yang hendak dirujuk ke RSUD Klungkung dari Nusa Penida pada Jumat (17/4) malam, membuat Bendesa Adat Padangbai, I Komang Nuriada, angkat bicara. Ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada warga Nusa Penida.

Disampaikan pula kronologi sekaligus klarifikasi terkait unggahan yang viral di media sosial tersebut. “Sekitar pukul 17.30 Wita, tiba-tiba ada boat cepat langsung merapat di Dermaga Rakyat Padangbai tanpa ada komunikasi ataupun koordinasi terlebih dahulu dng pihak KSOP Padangbai. Saat itu ada warga yang kebetulan melihat boat tersebut sandar. Warga langsung menanyakan kepada crew boat tentang kedatangannya karena semua crew boat menggunakan APD lengkap penanganan COVID-19,” paparnya.

Setelah dijelaskan bahwa boat membawa pasien dari Nusa Penida, berselang beberapa menit datang sebuah ambulance dan paramedis yang juga menggunakan APD lengkap. “Karena itu warga Padangbai menanyakan kepada sopir ambulans, kenapa pasien tidak diturunkan di Kusamba, kan lebih dekat dengan RS Klungkung?” ungkapnya.

Baca juga:  Tatanan Normal Baru Diminta Disosialisasikan Secara Masif

Supir ambulans, lanjut Nuriada, menyebutkan bahwa kemungkinan di Kusamba ditolak. “Mendengar jawaban demikian, sontak warga jadi khawatir dan meminta agar pasien jangan dulu diturunkan karena perlu standar prosedur kesehatan. Warga Padangbai segera menghubungi Ketua Satgas Gotong Royong COVID-19 Padangbai. Setelah Ketua Satgas datang dan berkomunikasi, boat diminta agar mengapung dulu sementara, karena kondisi saat itu warga merasa resah,” urainya lagi.

Dikatakannya, Ketua Satgas segera berkoordinasi dengan pihak KSOP dan Kesehatan Pelabuhan agar bisa dibantu untuk penanganan pasien tersebut sesuai protokol penanganan pasien terduga COVID-19. “Kurang lebih 20 menit, setelah sepakat boat tersebut maunya disandarkan ke Pelabuhan Ferry agar dapat tertangani langsung dengan peralatan/protokoler yang telah lengkap yang ada di Kesehatan Pelabuhan Padangbai, ternyata boat tersebut sudah langsung balik arah dan pergi meninggalkan Pelabuhan Padangbai.”

Baca juga:  Diterpa Angin Kencang, Rumah Lansia di Ban Ambruk

Ia pun menekankan bahwa Desa Padangbai tidak pernah menolak pasien tersebut diturunkan untuk segera mendapat pertolongan, akan tetapi dengan situasi dan kondisi saat ini dan tidak adanya informasi serta koordinasi kedatangan pasien, terjadilah penundaan penurunan pasien tersebut. “Kami selaku Bandesa dan Satgas Pencegahan COVID-19 Padangbai mohon maaf apabila terjadi hal yang tidak berkenan kepada warga Nusa Penida, khususnya keluarga pasien,” ujar Nuriada.

Ia pun berharap semoga ke depan hal seperti ini bisa dikomunikasikan dan dikoordinasikan terlebih dulu sehingga bisa membantu dan mempersiapkan penanganan secara cepat dan tepat.

Baca juga:  PVMBG Minta Masyarakat Tak Nekat Daki Gunung Agung

Seorang bocah berusia 5 tahun, Deva, harus melewati perjalanan cukup panjang untuk sampai di RS. Ia merupakan pasien anak ini dirujuk dari RS Pratama Gema Santi Nusa Penida dengan kondisi demam tinggi. Perjalanan pasien anak ini cukup panjang saat melakukan penyeberangan.

Dikisahkan sang paman, Wayan Yadnya di akun Facebooknya, keponakannya itu sempat ditolak saat fastboat hendak sandar di Pelabuhan Padangbai. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Klungkung, memutuskan fastboat sandar di Banjar Bias Desa Kusamba.

Keputusan ini cukup berisiko, karena cuaca sudah tidak bersahabat. Akhirnya, proses rujukan pasien ini berhasil dilakukan dengan selamat, sekitar pukul 19.00 WITA. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *