Seorang pria menggunakan masker berjalan-jalan bersama anjingnya di Kota Tivoli, Italia pada 17 April 2020 saat pemberlakuan penguncian wilayah. (BP/AFP)

NEW YORK, BALIPOST.com – Negara-negara di Benua Eropa yang terdampak parah wabah COVID-19 dan episentrum AS, New York, mulai memperlihatkan kemajuan dalam perang melawan penyakit mematikan itu. Saat ini yang menjadi perdebatan adalah bagaimana memulai pelonggaran lockdown yang telah menyebabkan setengah dari umat manusia, 4,5 miliar orang, diharuskan diam di rumah dan membuat ekonomi global lumpuh.

Dikutip dari AFP, sejumlah negara-negara Eropa, seperti Italia, Spanyol, Prancis, dan Inggris, Minggu (19/4), menunjukkan tanda-tanda turunnya jumlah kasus kematian dan infeksi baru COVID-19. Benua ini mengalami dua pertiga dari jumlah kasus kematian COVID-19 di dunia yang saat ini dilaporkan sebanyak 165.000 korban jiwa. Sementara jumlah kasus terinfeksi di dunia mencapai 2,3 juta orang.

Baca juga:  Segini Penambahan Kasus Baru Positif Covid-19 di Karangasem Selama Dua Hari

Di AS, negara yang paling tinggi kasus kematian dan infeksinya, Gubernur New York, Andrew Cuomo mengatakan wabah ini sudah mengalami penurunan, meskipun ia mengatakan hal tersebut jangan sampai membuat lengah.

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa penguncian wilayah dan menjaga jarak sosial memperlambat penyebaran virus ini. Bukti itu menyebabkan sejumlah negara mulai membuat rencana untuk melonggarkan penguncian wilayah dan memulihkan perekonomian yang tersendat.

Baca juga:  Sejumlah Negara Larang Masuknya Pelaku Perjalanan dari Inggris

Spanyol, negara terdampak COVID-19 yang cukup parah, telah memperpanjang masa penguncian wilayahnya namun akan melonggarkan sejumlah pembatasan, termasuk memberikan waktu bagi anak-anak untuk berada di luar.

Spanyol melaporkan adanya 410 kematian pada Minggu, jumlah terendah harian yang dilaporkan sejak sebulan terakhir. Bahkan jumlah ini membuat Koordinator Kedaruratan di Kementerian Kesehatan Spanyol, Fernando Simon mengatakan hal itu memberikan harapan bagi mereka.

Baca juga:  Covid-19 dan PMK Bisa Ganggu Kamtibmas Jelang G20

Pihak berwenang bahkan sudah mulai menutup sejumlah fasilitas darurat yang didirikan untuk menangani pasien karena sistem kesehatan di negara itu sudah tidak mampu menampung.

Sementara Swiss, Denmark, dan Finlandia mulai membuka toko dan sekolah.

Jerman mengizinkan dibukanya sejumlah toko pada Senin setelah mengumumkan bahwa virus ini sudah bisa dikontrol.

Sementara Italia, yang merupakan negara terdampak paling parah dari pandemi ini, mulai merencanakan pelonggaran pembatasan. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *