Penyaluran bantuan sembako dari LPD Adat Padang Luwih, Dalung kepada kramanya ditengah pandemi COVID-19. (BP/eka)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Padang Luwih, Dalung, Kecamatan Kuta Utara, mengambil langkah-langkah strategis dalam mendukung upaya pemerintah mempercepat penanganan COVID-19. Beberapa kebijakan telah dirumuskan prajuru desa adat.

Tidak hanya terkait upaya pencegahan penyebaran virus, melainkan hingga tahapan recovery ekonomi krama desa adat setempat. Bendesa Adat Padang Luwih I Ketut Oka Sudana mengungkapkan, sejak turunnya instruksi Gubernur Bali mengenai penanganan COVID-19 yang melibatkan unsur desa adat, pihaknya langsung membentuk Satgas Gotong Royong Penanganan COVID-19 Desa Adat Padang Luwih. Sejauh ini, satgas telah bergerak aktif melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus Corona.

“Langkah yang kami lakukan adalah menginventarisasi pekerja migran Indonesia (PMI), termasuk mengedukasi mereka dan keluarga mereka mengenai isolasi mandiri,” jelasnya.

Satgas juga mendata mobilitas penduduk pendatang. Ia menjelaskan dengan adanya instruksi baru bahwa PMI ditangani pemerintah kabupaten dan provinsi, jadi pihaknya sekarang bisa fokus memantau ODP (orang dalam pengawasan) dengan mensosialisasikan protokol pencegahan baik melalui door to door ke rumah-rumah warga maupun di kawasan desa adat.

Baca juga:  Dua Pasien COVID-19 Meninggal Terbaru di Badung, Detailnya Seperti Ini

“Kami juga sudah siapkan disinfektan masker, sabun, wastafel baik di tempat umum, pasar maupun keluarga yang kami anggap perlu dapat bantuan,” kata Oka Sudana, Senin (20/4).

Lebih lanjut diungkapkannya, dalam hal membantu ekonomi krama yang terdampak, Desa Adat Padang Luwih bersinergi dengan LPD Padang Luwih untuk memberikan bantuan kepada krama. Pihaknya menyalurkan bantuan paket sembako dalam tiga tahap yakni April, Mei dan Juni.

Tak hanya itu, pihaknya telah merancang program recovery. Desa adat bisa merencanakan ini lantaran adanya program bantuan Pemprov Bali ke desa adat yang digagas Gubernur Bali Wayan Koster.

Pada tahap pertama, disiapkan dana Rp 500 juta untuk membantu krama yang terdampak terutama pedagang kecil dan karyawan hotel yang kena PHK atau dirumahkan. Pendataan bagi calon penerima bantuan pun sudah dilaksanakan pihaknya. “Disiapkan dana Rp 500 juta untuk recovery tahap pertama. Apabila masih diperlukan, siap membantu untuk tahap kedua dan ketiga,” tegasnya.

Baca juga:  Kapolres Temui Sejumlah Tokoh Adat, Ini yang Dibahas

Lebih detail mengenai pencegahan penyebaran COVID-19, Ketua Satgas Gotong Royong Penanganan COVID-19 Desa Adat Padang Luwih I Made Sukadana menjelaskan, satgas dalam melaksanakan kewajibannya senantiasa bersinergi dengan unsur pemerintahan mulai dari Lurah, Camat hingga Pemkab Badung. Sinergi ini bertujuan demi percepatan penanganan serta menghindari adanya aturan yang dilanggar.

Satgas di Padang Luwih dibagi dalam empat bidang yakni Bidang Penanggulangan dan Pencegahan, Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Bidang Logistik, serta Bidang Keamanan. Pada pelaksanaan tugas, keempat bidang inipun selalu bersinergi. Tiap bidang terdiri atas lima anggota dan diisi orang-orang yang berkompeten di bidangnya. ‘’Saat ini fokus kami adalah PMI. Satgas all out melakukan pengawasan PMI. Kami juga bersinergi dengan dinas agar tak menyalahi ketentuan,” ujarnya.

Baca juga:  Ketua DPRD Badung Terkonfirmasi COVID-19, Gedung Disterilkan

Satgas kini fokus pada penanganan 23 warga setempat yang merupakan PMI dan baru datang dari luar negeri. Puluhan warga ini tengah menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing.

Selama ini, satgas telah aktif untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya isolasi mandiri. “Tak hanya itu, kami juga fokus pada pencegahan transmisi lokal. Kalau ada orang luar yang masuk atau tinggal di wilayah desa adat kami, maka sistem kami di satgas, kami kunjungi dan data orang bersangkutan,” katanya.

Terkait pendanaan, Sukadana menyebutkan berasal dari BKK. Satgas mendapatkan dana dari pos anggaran tersebut untuk melaksanakan berbagai kegiatan. “Bagian Logistik misalnya yang menangani pembuatan baliho, poster dan sebagainya, itu menggunakan dana yang kami ambil dari BKK,” ungkapnya. (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *