Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan (BI KPw) Provinsi Bali Trisno Nugroho. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penerimaan devisa pariwisata jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Karena perhitungan yang dilakukan sebelumnya hanya memperhitungkan penurunan devisa pariwisata dari sisi jumlah wisatawan asing yang masuk.

Namun, dalam perkembangannya terdapat pembatasan bepergian ke luar negeri termasuk pelaksanaan umroh, sehingga mengurangi penggunaan devisa dari wisatawan nusantara yang tidak jadi keluar negeri.

Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan (BI KPw) Provinsi Bali Trisno Nugroho menjelaskan, penurunan devisa untuk wisatawan asing yang masuk sekitar USD 2 miliar. Sementara itu,  penurunan devisa yang keluar dari wisatawan nusantara yang tidak jadi keluar negeri sekitar USD 1,6 miliar.

Baca juga:  Dana BOS Bisa Digunakan Penanggulangan COVID-19

Defisit neraca jasa juga diperkirakan lebih rendah, didorong oleh penurunan devisa untuk biaya transportasi impor. Sekitar 8 persen dari nilai impor dipergunakan untuk freight and insurance. Impor yang menurun cukup tajam berdampak pada kebutuhan untuk freight and insurance juga menurun.

Hal itu yang membuat defisit transaksi berjalan triwulan I lebih rendah dari 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Neraca perdagangan Indonesia Maret 2020 surplus USD 743,4 juta dan neraca perdagangan Indonesia pada triwulan I 2020  surplus USD 2,62 miliar.

Baca juga:  Pelanggar Protokol Kesehatan Diancam Sanksi Pidana, Perlu Kajian Mendalam

Neraca perdagangan yang membaik karena penurunan ekspor juga diimbangi dengan penurunan impor. Wabah COVID-19 berdampak pada penurunan ekspor akibat melambatnya permintaan dunia, terganggunya rantai penawaran global, serta rendahnya harga komoditas global. Namun penurunan impor juga besar karena aktivitas produksi dalam negeri juga menurun.

Bank Indonesia memprediksi penurunan defisit transaksi berjalan kemungkinan akan meningkat pada triwulan II dan III 2020. Sebab, dampak tekanan ekonomi akibat pandemi covid-19 lebih dalam pada periode ini. Lalu berangsur membaik di triwulan IV dan pulih pada tahun depan. Sehingga, secara keseluruhan, defisit tahun berjalan tahun ini diperkirakan akan lebih rendah.(citta maya/balipost)

Baca juga:  Jika Penerbangan Tutup 3 Bulan, Segini Waktu Dibutuhkan untuk Recovery
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *