GIANYAR, BALIPOST.com – Pasca kasus seorang warga Serongga yang positif COVID -19, prajuru Desa Adat Serongga kini mendorong warga melakukan social distancing dan physical distancing. Mendukung upaya itu, LPD Desa Adat Serongga membagikan seribu lebih paket sembako untuk seluruh kepala keluarga (KK) di desa adat setempat pada Selasa (21/4).
Perbekel Desa Serongga, Nyoman Gde Triyasa mengatakan , total ada 32 warganya yang menjadi pekerja migran Indonesia (PMI). Dari jumlah itu ada 17 orang yang sudah datang, dan salah satunya positif COVID -19. “Warga yang positif ini sudah dijemput oleh satgas Jumat (17/4) lalu. Sementara pihak keluarga sudah melakukan isolasi mandiri di rumahnya,” katanya.
Dikatakan, seluruh anggota keluarga PMI itu sudah di rapid test dan hasilnya negatif. Meski demikian mereka tetap diminta dan diawasi untuk melakukan isolasi mandiri. “ Selanjutnya mereka akan kembali di rapid test pada 1 Mei mendatang, “ katanya.
Tidak hanya itu belasan PMI lainya yang pulang juga sudah di rapid test. Namun dipastikan mereka pulang sudah beberapa bulan sebelum kasus ini mewabah di Indonesia. “Jadi 32 orang itu PMI yang kita data, yang pulang ini memang sudah sejak lama, bahkan ada yang sebelum Galungan lalu, “ katanya.
Sementara Ketua LPD Serongga, I Ketut Astawa Suyasa mengatakan seluruh komponen wajib untuk berpartisipasi memutus penyebaran COVID -19, salah satunya dengan melakukan social distancing dan phsycal distancing. Apalagi di Desa Serongga sudah ada satu warga yang positif. “ Mendukung warga agar tetap di rumah, kami dari LPD membagikan 1.021 paket sembako, “ katanya.
Seribu lebih paket sembako itu diberikan merata ke seluruh kepala keluarga di Desa Adat Serongga. Seluruh KK dipastikan mendapatkan sembako secara merata tanpa memandang miskin atau kaya. Warga tersebut tersebar di empat banjar, yakni Banjar Serongga Tengah 222 KK, Serongga Kaja 224 KK, Serongga Kelod 358 KK dan Banjar Cebang 217 KK. Sembako itu berupa beras 10 kg, minyak 1 liter dan telur 10 butir. Seluruh pengadaan sembako ini dibiayai LPD Desa Adat Serongga senilai Rp 140 Juta.
Seluruh sembako ini diserahkan secara simbolis oleh Ketua LPD Desa Adat Serongga I Ketut Astawa Suyasa kepada perwakilan kelian banjar di Desa Adat Serongga di Balai Banjar Serongga Tengah. Selanjutnnya, perwakilan ini mendatangi rumah sarga satu persatu. “ Petugas datang ke rumah- rumah warga, upaya ini dilakukan guna mengurangi kerumunan, “ kata mantan Kepala Bappeda Kabupaten Gianyar ini.
Bendesa Adat Serongga A.A. Gde Putra menambahkan bahwa pihaknya sudah menghimbau seluruh krama agar mengurangi aktifitas yang tidak diperlukan, dengan tetap tinggal di rumah. Pihaknya juga sudah melakukan pembatasan aktifitas warung di kawasan Desa Adat Serongga, yakni hanya buka dari pukul 07.00 pagi hingga pukul 20.00 wita. “ Bila ada yang masih berkeliaran di atas waktu tersebut, maka akan di tegur oleh pecalang. Jadi, pecalang kami ronda setiap malam, termasuk warung lalapan dihimbau agar tutup mengikuti aturan ini, “ katanya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga turut memantau warga agar menggunakan masker saat beraktifitas. Sebelumnya piihaknya juga sudah membagikan ratusan masker di wilayah desa adat setempat. Sementara pihak desa dinas juga membagikan ribuan masker. “ Tadi sekaligus pembagian 5.005 masker dari desa dinas, masker ini dibuat oleh perajin lokal, jadi mereka diberdayakan, “ tandasnya. (manik astajaya/balipost)