Naker migran berada di Bandara Ngurah Rai. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Komposisi kasus positif COVID-19 di Bali terdiri dari 82,67 persen imported case dari luar negeri dan luar daerah serta 17,33 persen transmisi lokal. Ini sangat menentukan strategi yang diambil Pemprov dalam menangani penyebaran virus corona.

Lantaran mayoritas imported case, strategi yang diutamakan adalah screening atau pemeriksaan yang sangat ketat di pintu-pintu masuk Bali. “Proses pemeriksaan di pintu masuk harus dilakukan dengan baik melalui serangkaian pemeriksaan. Baik suhu tubuh, maupun rapid test,” ujar Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra dalam keterangan pers, Selasa (21/4).

Baca juga:  Gara-gara Ini, Tiga Wanita Ditangkap

Tujuannya, lanjut Dewa Indra, untuk mengetahui segera setiap orang yang masuk Bali apakah positif (reaktif terhadap COVID-19) atau tidak. Mereka dipilah, dimana yang positif ditangani oleh Pemprov Bali supaya tidak masuk ke tengah masyarakat sebelum benar-benar sembuh.

Dari akumulatif kasus positif COVID-19 sebanyak 150 orang, sebanyak 99 kasus merupakan imported case dengan riwayat perjalanan dari luar negeri dan 17 orang terinfeksi pada daerah terjangkit di luar Bali. “Imported case ini agak sulit kita kendalikan karena masih banyak warga masyarakat kita yang merupakan PMI (Pekerja Migran Indonesia) sedang pulang ke Bali,” katanya.

Baca juga:  Bali dan 3 Destinasi Nasional Ikuti "Sales Mission" di Vietnam

Dewa Indra menambahkan, para PMI pulang ke Bali karena mereka juga menghadapi persoalan di tempatnya bekerja. Sehingga, pemerintah tidak mungkin mengambil kebijakan untuk mengerem imported case.

Misalnya dengan tidak mempersilakan para PMI yang notabene warga Bali untuk pulang ke Pulau Dewata. Terpenting sekarang, walaupun PMI terus berdatangan, dipastikan telah melalui pemeriksaan ketat.

“Sehingga meskipun kasus positif bertambah angkanya tetapi mereka tidak kita lepas ke tengah-tengah masyarakat sehingga mereka tidak menginfeksi orang lain,” paparnya.

Di sisi lain, Dewa Indra mengaku tetap tidak mengabaikan yang terkonfirmasi positif COVID-19 karena transmisi lokal. Meskipun persentasenya hanya 17,33 persen atau 26 orang dari total 150 kasus positif. “Tentu kita berharap supaya angka ini tidak bertambah naik. Strategi untuk mengendalikan tentu berbeda dengan strategi untuk menghadapi imported case,” imbuhnya.

Baca juga:  2018, Pembangunan Pasar Loka Crana Dilanjutkan

Menurut Dewa Indra, transmisi lokal bisa dicegah dengan disiplin menggunakan masker saat berada di luar rumah atau berinteraksi dengan orang lain, rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak aman dengan orang lain, serta menghindari keramaian dan berinteraksi dengan banyak orang. Mengingat banyak orang terinfeksi COVID-19 tapi tidak menunjukkan gejala atau sehat. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *