DENPASAR, BALIPOST.com – Masyarakat mulai mengabaikan imbauan pemerintah untuk diam di rumah. Kondisi ini dirasakan Direktur Lantas Polda Bali Kombes Pol. Wisnu Putra.
Salah satu buktinya arus lalu lintas kendaraan di jalan raya mulai ramai. “Kesadaran masyarakat tinggal di rumah melemah, sekarang saja ramai di jalan. Disuruh diam di rumah tapi tidak ada bantuan dan penghasilan. Mau sampai kapan?” tanya Kombes Wisnu.
Memang, lanjutnya, selama wabah COVID-19 terjadi, kasus lakalantas menurun dan kemacetan tidak lagi terjadi. Namun, dampak negatifnya perekonomian tidak menggeliat. Kondisi ini berdampak pada semua orang. “Coba lihat di Legian, sepi sekali. Saya sampai berpikir mau sampai kapan kayak gini? Bali kan tergantung sektor pariwisata, kalau pariwisata tidak jalan jadi susah semua,” ujarnya.
Kalau di wilayah lain selain pariwisata, ada sektor penyangga, misalnya sumber daya alam. “Contohnya di Kendari tambangnya top, hutannya ok. Di Bali hanya pariwisata. Makanya ada pelatihan kepada sopir, kalau tidak mereka dapat uang dari mana? Kan lumayan,” kata perwira melati tiga di pundak ini.
Menurutnya, Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose sudah berbuat banyak. Diantaranya, menyerahkan bantuan ke pelaku sektor pariwasata, pembagian nasi bungkus ke masyarakat kurang mampu, hand sanitizer, APD ke rumah sakit dan tenaga medis.
Untuk imbauan mematuhi protokol kesehatan cegah COVID-19 sudah gencar dilakukan selama ini. “Di mobil saya sengaja disiapkan beras 5 kilo. Kalau bertemu tukang sapu atau pedagang kecil, saya berikan beras itu. Kan lumayan bisa untuk makan tiga hari,” ucap mantan Wakasalantas Poltabes (sekarang Polresta) Denpasar ini. (Kerta Negara/balipost)