SINGARAJA, BALIPOST.com – Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kabupaten Buleleng mulai melakukan rapid testt guna memastikan kondisi kesehatan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang telah pulang dari luar negeri. Rapid test dilakukan tim medis di masing-masing Puskemas di Buleleng. Sebanyak 324 orang PMI tersebar di 9 kecamatan dilakukan rapid test. Hasilnya, ada 6 orang positif.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, sekaligus Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) Jumat (24/4), mengatakan, rapid test ini menjadi bagian dalam prosedur tetap (protap) yang dikeluarkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes-RI). Tujuannya adalah memutus mata rantai penularan COVID-19 di masyarakat dan menjamin setiap PMI yang pulang dari luar negeri bebas dari infeksi COVID-19.
Sesuai data yang ada, gugus tugas menargetkan sebanyak 800 orang PMI yang pulang dari luar negeri ini semuanya akan dilakkukan test yang sama. Bahkan, target sebanyak itu harus sudah tuntas dalam minggu ini. “Hari ini baru 324 yang sudah di rapid test, dan saya minta terus berlanjut sampai target 800 itu semuanya di rapid test,” katanya.
Menurut Bupati, dalam rapid test pertama wajib diikuti oleh PMI yang sudah berada di rumah masing-masing selama 25 hari. Terhadap hasil, kalau dinyatakan negatif, PMI dinyatakan sehat dan diizinkan kembali ke tengah-tengah masyarakat.
Sebaliknya, sampel yang positif, sesuai protap kesehatan gugus tugas akan merawat PMI yang hasil rapid positif tersebut di Rumah Sakit Pratama (RSP) Giri Emas, Kecamatan Sawan. Dalam tahapan pengobatan ini, tim medis akan melakukan tes swab PCR.
Jika hasilnya tetap positif, penanganan lanjutannya melalui ruang isolasi di RSP Giri Emas. “Kalau yang sudah negatif bisa kembali bermasyarakat, dan yang positif ini akan ditangani lebih lanjut dengan swab PCR,” katanya.
Terkait kesiapan ruang perawatan di RSP Giri Emas, Bupati mengatakan, dengan tren gelombang kedatangan PMI yang masih terjadi dan hasil rapid test sudah ada positif, kesiapanan ruang perawatan di RSP Giri Emas kembali di tambah. Saat ini, di rumah sakit ini ruangan terbagi menjadi ruang isolasi untuk pasien positif COVID-19.
Selain itu, ada ruangan untuk karantina bagi Orang Dalam Pemantauan (OTG) dengan hasil rapid test positif. Mengantisipasi penambahan pasien, sehingga ruangan untuk karantina ini akan ditambah dengan melengkapi fasilitas pendukungnya.
Selain itu, skema dengan situasi terburuk juga disiapkan oleh gugus tugas. Ini dilakukan dengan memanfaatkan ruang Mahotama RSUD Buleleng.
Nantinya, ini hanya khusus merawat pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Saat ini, di Mahotama RSUD ada sejumlah pasien dengan penyakit umum. Pasien itu akan dipindahkan ke Instalasi Rawat Darurat (IGD).
Untuk menjamin tidak menganggu pasien di RSUD, pemerintah daerah akan menerapkan protap yang sangat ketat di areal Mahotama RSUD Buleleng. Dengan tambahan ruang ini, Bupati optimis tidak terjadi kepenuhan ruang perawatan pasien COVID-19.
“Nanti akan ada barier khusus dan protapnya jauh lebih ketat, sehingga tidak menganggu pasien lain di rumah sakit. Sebab, selama ini ada kekhawatiran pasien di IGD ketika ada rujukan pasien covid, sehingga kebijakan saya pakai Mahotama itu khusus untuk pemeriksaan dan perawatan pasien COVID-19,” katanya. (Mudiarta/balipost)