DENPASAR, BALIPOST.com – Penanganan COVID-19 tak hanya menjadi kewajiban pemerintah. Sejumlah sektor usaha turut mendukung penanganan ini agar pandemi covid-19 segera berakhir.
Kondisi yang sama juga dilakukan Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Bali. Menurut Ketua TP PKK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster saat ini ada beberapa kegiatan dalam program yang tidak bisa dilakukan, anggarannya bisa dialihkan untuk penanganan COVID-19.
“Saat ini sekitar Rp 1,5 miliar tidak terpakai untuk kegiatan dapat dialihkan untuk penanganan covid 19. PKK Bali sudah menyiapkan 125 ton beras. Kami sudah punya jadwal masyarakat desa mana yang menjadi skala prioritas dan akan membantu menyalurkan beras tersebut lewat satgas yang ada di desa,” ungkap Putri Suastini Koster dalam acara Saatnya Perempuan Bali Bicara, Jumat (24/4).
Sebelumnya, Suastini yang dalam acara tersebut didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ir. IB Wusnuardhana menyampaikan telah keliling untuk menggerakkan program Hatinya PKK ke seluruh kecamatan di Bali. “Kami membantu dengan anggaran dari provinsi dalam bentuk bibit. Kami juga banyak melihat halaman yang luas tapi tidak terurus. Itulah yang menjadi perhatian kami,” ujar Suastini Koster.
Bahkan ia melihat halaman yang luas ini bisa berbagi dengan tetangga. “Itu kan bisa menghidupkan rasa gotong royong. Setidaknya kondisi tersebut sangat membantu saat adanya wabah seperti sekarang ini,” imbuhnya.
Ke depannya, tambah Suastini, pihaknya akan lebih gencar mengajak masyarakat untuk lebih memanfaatkan pekarangan sendiri. “Paling tidak kita tidak membeli karena masyarakat Bali adalah masyarakat yang mandiri dan tidak tergantung dari daerah lainnya. Orang Bali harus mandiri dan manfaatkan pekarangan. Ketika situasi ini terjadi masyarakat kita yang sudah siap tidak akan mengeluh,” tegasnya.
Sementara itu, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, IB Wisnuardhana mengaku sangat mendukung program Hatinya PKK. Ia melihat 50 persen kebutuhan masyarakat adalah kebutuhan akan pangan. “Kalau bisa disiapkan sendiri tentu kebutuhan tersebut akan teratasi. Memanfaatkan lahan pekarangan dan bahu jalan juga cukup baik dalan memenuhi kebutuhan akan pangan ini,” ujarnya.
Saat ini dengan adanya Peraturan Gubernur terkwti pemanfaatan pertanian lokal Bali, Wisnuardhana menyakatakn pihaknya akan mengembangkan tanaman lokal di Bali. Masyarakat Bali diminta memprioritaskan produk petani lokal. Sebanyak 30-60 persen masyarakat telah memakai produk lokal.
Terkait wabah COVID-19, ia menilai petani juga merupakan yang terdampak. “Sekitar 88 ribu yang tergolong buruh tani dan petani penggarap sudah didaftarkan ke dinas sosial agar dapat dibantu. Dengam adanya Satgas Pangan, tugasnya tidak hanya melihat stok tapi lebih luas lagi yakni mengawasi adanya oknum penimbun sembako. Selama ini tidak ada oknum penimbun sembako di Bali,” tegasnya.
Sementara itu, ia melihat peningkatan kebutuhan pangan menjelang Hari raya Lebaran tahun ini tidak terlalu signifikan. “Ini terjadi karena adanya himbauan social distancing, sehingga permintaan kebutuhan pangan di Bali masih dalam batas yang wajar,” tandasnya. (Rahadi/bisnis bali)