Tangkapan layar peta penyebaran COVID-19 di Badung. (BP/kmb)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pasien dalam pengawasan (PDP) di Badung mengalami penambahan. Total ada 6 kasus per Sabtu (25/4). Total kumulatif PDP di Badung menjadi 35 kasus.

Koordinator Satuan Tugas Operasi di Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Badung, dr. I Nyoman Gunarta menjelaskan tambahan kasus PDP ini dari sejumlah kelurahan di Badung. Masing-masing 1 orang dari Benoa, Gulingan, Canggu, Cemagi, Sading dan Werdi Bhuana.

Baca juga:  OAN II Tahap IV Digelar, Ini Sasarannya

Pada Sabtu juga sudah keluar 5 hasil lab dengan hasil negatif. Sehingga rincian dari 35 kasus PDP yaitu 12 positif, 21 negatif dan 2 belum keluar hasil. “Dari 12 kasus positif tersebut, tidak ada tambahan kasus sembuh sehingga per hari ini totalnya tetap menjadi 6 orang sembuh dan 6 orang masih dalam perawatan,” terangnya.

Sementara itu, untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP), ia mengatakan totalnya tidak ada penambahan kasus. Jumlahnya tetap 248 kasus (35 orang masih dalam pemantauan dan 213 orang sudah selesai dipantau).

Baca juga:  Diduga Oplos LPG 3 Kg, Disidak Tim Monev Migas Badung

OTG orang tanpa gejala yang kontak langsung dengan kasus konfirmasi positif COVID-19. Total kumulatif OTG di Badung sebanyak 196 orang. “Tambahan OTG sebanyak 1 orang merupakan hasil penelusuran kontak yaitu laporan dari masyarakat yang sempat kontak dengan kasus positif sebelumnya,” ujar Kadiskes Badung ini.

Ia juga menambahkan ada penambahan 43 orang PMI yang masuk ke rumah singgah/pos karantina sehingga total yang dikarantina menjadi 179 orang. “Rinciannya yaitu 55 orang PMI yg dikarantina di Hotel Aston Kuta dan 124 orang di Hotel Rofa. Total kapasitas kamar yg masih tersedia sebanyak 17 kamar. Kondisi PMI saat ini semuanya dalam keadaan sehat,” tutupnya. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Terkait PPKM di Badung, Ini Kata Sekda
BAGIKAN

1 KOMENTAR

  1. Adanya ketentuan bahwa orang sakit tdk boleh disebarkan. Perlu dikaji ulang jika terkait dg pandemi seperti covid 19 ini. Mereka tahu sakit sementara orang lain tdk tahu mereka sakit. Tetap berkomunikasi atau interaksi. Satu sisi yg tahu sementara pihak lainnya gak tahu kl dia sakit. Terlebih saat ini ada yg OTG . Saru sekali. Banyak contoh yg terjadi ditempat lain seperti di jawa tengah. Wanita ini dikarantina krn ODP. yg tahu selain diskes tentu aparat desa. Namun ibu ini tdk disiplin dia rewang atau bantu2 orang disana sini. Diketahui diskes .akhirnya satu lokasi dikarantina. Contoh lain .tempo hari walikota bogor pasca dr LN dan sdh positif undang wartawan. Belakangan baru tahu bahwa walikota ini positif shg rame2 lah wartawan rapid tes. Krn adanya kebijakan utk tdk diinfokan.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *