Presiden Donald Trump. (BP/AFP)

WAHINGTON, BALIPOST.com – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada Kamis (30/3), mengancam pemberlakuan sanksi tarif ke Tiongkok. Ini merupakan upaya lanjutannya menyerang Beijing yang dituding sebagai penyebar crisis COVID-19.

Dikutip dari AFP, Donald Trump mengatakan pihaknya memiliki bukti yang menghubungkan laboratorium di Wuhan dengan wabah COVID-19.

Tudingan itu kembali muncul dari sang presiden yang kembali diusung Partai Republik seiring data di AS yang menunjukkan bahwa 30 juta pekerjaan hilang dalam 6 minggu terakhir. Dan, kebijakan penguncian wilayah ini mulai dirasakan dampaknya di seluruh negara itu.

Baca juga:  Dua Upaya Ini, Jadi Penyumbang Terbesar Turunnya Kasus

Situasi kelabu yang dialami negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu juga dirasakan di Eropa. Pakar ekonomi memperingatkan adanya bencana finansial di benua itu.

Wabah COVID-19 telah membunuh lebih dari 230.000 orang dan memaksa setengah dari populasi dunia untuk hidup dalam penguncian wilayah yang melumpuhkan perekonomian. Virus ini dipercaya berasal dari sebuah pasar tradisional di Wuhan yang menjual hewan liar untuk dikonsumsi manusia pada akhir tahun lalu. Namun, kini sebuah spekulasi berkembang tentang sebuah laboratorium rahasia di episentrum virus itu.

Baca juga:  2021, Pariwisata Bali akan Fokus Hal Ini

Ditanya apakah ia memiliki sebuah bukti sehingga penuh percaya diri menuding Institut Virus Wuhan sebagai sumber dari wabah itu, Trump mengatakan “Ya saya punya.”

Namun ketika didesak untuk menjelaskan lebih detil, Trump menolaknya. “Saya tidak bisa memberitahu kalian soal itu,” ujarnya.

Trump menggunakan isu Beijing harus bertanggung jawab dalam penyebaran wabah ini sebagai salah satu isu utama dalam kampanye pemilihan presiden di November depan.

Baca juga:  Berkarya pada Masa Pademi, Seniman Tak Abaikan Prokes

Ia juga mengindikasikan akan memberlakukan kebijakan tarif baru bagi produk-produk Tiongkok yang masuk ke AS. Meski sudah ada kesepakatan damai dalam perang dagang China-AS pada Januari, tarif telah diberlakukan dalam dua pertiga volume perdagangan diantara dua negara itu. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *