Salah satu aktvitas ekonomi Bali di Pasar Seni Kuta. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ekonomi Bali sangat rentan terhadap guncangan baik dari sisi keamanan, kesehatan dan lingkungan alam, karena sangat bergantung pada bidang pariwisata. Hampir semua sektor di Bali mendukung pariwisata.

“Penari bergantung dari turis yang datang, sopir taksi juga bergantung dari tamu, pertanian di Bali juga bergantung dari tamu yang datang ke hotel dan restaurant, sewa kendaraan juga berdasarkan dari tamu yang datang,” ujar pelaku usaha yang juga mantan ketua BTB Ida Bagus Ngurah Wijaya, Jumat (1/5)/.

Bidang pariwisata menjadi motor penggerak ekonomi Bali. Bisnis di bidang pariwisata tidak sepenuhnya dimiliki orang Bali. Pengusaha di bidang pariwisata seperti pemilik hotel, restaurant, villa, obyek wisata yang berskala besar tidak hanya dimiliki oleh orang Bali.

Baca juga:  Terindikasi, Pecandu Konsumsi Narkoba di Hotel dan Vila

Sebagian dimiliki investor dari luar negeri dan investor nasional. Hotel berjaringan internasional pun tidak sepenuhnya milik orang Bali. Investor hotel dari luar negeri maupun investor nasional yang dimanajemen oleh operator internasional.

Meskipun ada pengusaha di bidang pariwisata yang skala usahanya cukup besar, namun jumlahnya tidak banyak. “Bisa dihitung dengan jari,” kata Ngurah Wijaya.

Ketergantungan hanya pada kunjungan tamu (tourism) atau tergantung pada satu bidang, membuat ekonomi Bali mudah goyah. Hal ini juga yang membuat di Bali sedikit pengusaha besar (konglomerat), karena pengusaha Bali hanya bergerak di satu bidang yaitu pariwisata. Sementara bidang-bidang lain yang tidak hanya bergantung pada kunjungan turis, jumlahnya sedikit.

Baca juga:  Bali Lakukan Penataan, Agar "Kue" Pariwisata Dinikmati Seluruh Masyarakat Lokal

Pengusaha Bali dalam berbisnis juga masih sangat tradisional. Belum tahu modal kerja, investasi, modal masih bercampur dengan modal keluarga, dan cara-cara berbisnis tradisional lainnya.

Jika dulunya, pertanian sempat menjadi motor penggerak ekonomi Bali. Kini, masyarakat lebih memilih pariwisata.

Tak heran hal itu terjadi, karena pertanian tidak lagi mendapat perhatian yang utama dari pemerintah. Teknologi di bidang pertanian tertinggal, ahli atau expert di bidang pertanian tidak menekuni pertanian tersebut.

Baca juga:  Perbekel Pering dan Enam Bendesa Datangi Kejari Gianyar

Alhasil, saat ekonomi Bali bertumpu pada satu bidang, ketika terjadi permasalahan di bidang keamanan, kesehatan, gejolak alam, maka ekonomi pun menjadi rapuh. Tidak ada pegangan lain yang dimiliki Bali. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

2 KOMENTAR

  1. Satu hal lagi maslah dibali itu Adalah air…Bali itu terkenal dengan pariwisatanya tapi sayang di Bali gak ada orang tergerak supaya air laut di jadikan air tawar….seperti di 3Gili lombok….mudah mudahan semua lapisan masyrakat Bali bisa Menikmnati air sulingan dari laut.setidaknya Bisa untuk mandi sehari hari…Dan berharap itu semua bisa terjadi…Amin

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *