SEOUL, BALIPOST.com – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un melakukan kemunculannya yang pertama setelah 3 minggu. Demikian dikatakan media milik negara pada Sabtu (2/5), dikutip dari AFP.
Kemunculannya ini menghapus sejumlah spekulasi bahwa pemimpin Korut ini mengalami sakit keras bahkan sudah meninggal. Korut mengatakan Kim telah menghadiri pembukaan pabrik pupuk dan merilis foto-foto yang menampilkan pemimpin Korut itu sedang memotong pita saat acara, Jumat (1/5) di Sunchon, sebelah utara Pyongyang. Meskipun, kemunculannya di lokasi itu belum bisa diverifikasi.
Isu tentang kesehatan Kim telah bermunculan sejak ia tidak terlihat pada 15 April lalu. Padahal hari itu merupakan peringatan ulang tahun kakeknya, pendiri Korut, hari yang paling penting dalam kalender politik di Korut.
Absennya Kim di acara itu menimbulkan serangkaian rumor dan laporan yang tidak terkonfirmasi terkait kondisinya. Sementara itu, Amerika Serikat dan Korea Selatan (Korsel) mengatakan mereka tidak memiliki informasi kredibel terkait beredarnya rumor itu.
Jika Kim mati mendadak, hal ini akan membuat Pyongyang menghadapi sebuah suksesi yang tidak terencana untuk pertama kalinya dalam sejarah. Dunia bertanya-tanya siapa yang akan menggantikannya sebagai pemimpin Korut dan mengambil alih kendali nuklir di Korut.
Foto yang dirilis oleh Koran Rodong Sinmun memperlihatkan Kim menggunakan setelan hitam yang menjadi ciri khasnya bersama dengan sejumlah pejabat senior, termasuk saudara perempuannya dan penasihat terdekatnya, Kim Yo Jong.
Agensi berita Korean Central mengatakan bahwa hadirin mengatakan “hurrah!” saat Kim muncul. Pemimpin Korut tidak muncul di publik sejak kehadirannya dalam rapat partai pada 11 April silam. Sementara sehari sesudahnya, media milik negara melaporkan Kim melakukan inspeksi jet tempur.
Seorang Profesor Studi Internasional di Ewha Universitas, Seoul, Leif-Eric Easley, mengatakan ketidakmunculan Kim telah memperlihatkan bahwa dunia belum siap dengan ketidakstabilan yang terjadi di Korut. “Washington, Seoul, dan Tokyo memerlukan koordinasi yang lebih erat dalam membuat rencana kontingensi,” katanya.
“Jika foto kemunculan kembali Kim dijamin keasliannya, satu pelajaran yang bisa dipetik, bahwa mereka seharusnya mendengarkan apa yang dikatakan pemerintah Korsel, dibandingkan percaya pada laporan-laporan tidak bernama dan rumor,” tambahnya.
Banyak kemunculan Kim di awal tahun ini tidak menggunakan masker. Sementara yang lainnya menggunakan masker. Banyak yang berspekulasi bahwa ketidakhadirannya itu ada hubungannya dengan virus tersebut. “Tak sama dengan pejabat tinggi lainnya di rezim Korut, Kim Jong Un tidak bisa tampil di publik menggunakan masker karena ia tidak boleh terlihat rapuh di mata warga Korut,” kata seorang profesor di Georgetown University, Balbina Hwang. (Diah Dewi/balipost)