DENPASAR, BALIPOST.com – Hasil rapid test di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Bangli sempat membuat heboh. Sebab, ada ratusan warga yang hasil rapid test-nya dinyatakan reaktif. Kendati Gugus Tugas Provinsi sudah menyampaikan bahwa warga bersangkutan akan diuji spesimen swab-nya, tiba-tiba muncul di media sosial yang menyebut alat rapid test rusak.
Belakangan, juga ada informasi yang disebut-sebut berasal dari Pemprov Bali agar tidak menggunakan rapid test dengan merk tertentu. “Tidak benar Pemprov Bali memberikan informasi seperti itu,” bantah Kepala Diskominfos Provinsi Bali, I Gede Pramana saat dikonfirmasi, Sabtu (2/5).
Terlebih, lanjut Pramana, sampai ada penyebutan merk alat rapid test. Pemprov Bali ditegaskan tidak pernah menyebarkan informasi seperti itu.
Informasi yang dimaksud beredar lewat pesan whatsapp. Disebutkan bila Pemprov memberikan informasi agar jangan menggunakan rapid test merk tertentu karena hasilnya banyak yang menjadi positif (reaktif) seperti di Bangli dan RS.
Setelah dipakai merk lain, hasil rapid test menjadi negatif. Setiap memakai alat rapid test juga diminta untuk mencatat nomor serinya. Kemudian, alat rapid test dengan merk tertentu dimaksud bisa dikembalikan ke Dinas Kesehatan, Senin pagi. (Rindra Devita/balipost)