BANGLI, BALIPOST.com – Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bangli memutuskan mengisolasi satu desa mulai Sabtu (2/5). Pasalnya di desa itu terdapat puluhan warganya positif COVID-19.
Isolasi dilakukan di Desa Abuan menyusul banyaknya warga yang positif COVID-19. Sebelumnya, Gugus Tugas Kabupaten hanya mengisolasi satu banjar di desa tersebut yakni Banjar Serokadan.
Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bangli I Wayan Dirgayusa Sabtu siang mengatakan Desa Abuan yang terdiri dari tiga banjar yakni Serokadan, Abuan dan Sala diisolasi selama empat belas hari ke depan. Hal yang menjadi pertimbangan Gugus Tugas mengisolasi satu desa itu dikarenakan jumlah kasus positif COVID-19 di desa itu tergolong tinggi dan terdapat kasus posiitif di masing-masing banjar. “Sebelumnya hanya Banjar Serokadan saja, tapi mulai hari ini Desa Abuan yang diisolasi,” terangnya.
Secara rinci disebutkan, di Banjar Serokadan kasus positif COVID-19 tercatat paling tinggi yakni sebanyak 19 kasus. Sedangkan di Banjar Abuan terdapat empat orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan di Banjar Sala ada satu kasus. Jadi di Abuan terdapat 24 orang yang positif COVID-19.
Selama masa isolasi, warga di Desa Abuan tidak dibolehkan keluar rumah. Apalagi ke luar wilayah desa.
Kebutuhan makan seluruh warga dipenuhi Gugus Tugas Kabupaten. Untuk warga di Banjar Serokadan, kebutuhan makannya disuplai melalui dapur umum. Sedangkan untuk warga di Banjar Abuan dan Sala dibagikan sembako. “Itu sudah ditetapkan Kasatgas. Kenapa berbeda, pertimbangannya karena Serokadan pemantauannya lebih diperketat dari dua banjar lainnya,” terangnya.
Disinggung mengenai pelaksanaan rapid tes, Dirgayusa mengatakan untuk Sabtu ini tidak ada jadwal rapid tes.
Khusus di Banjar Serokadan, disebutkan sudah 80 persen warga di sana di-rapid test. “Untuk dua banjar lainnya yakni Abuan dan Sala belum ada jadwal rapid test,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)