DENPASAR, BALIPOST.com – Bank Indonesia memastikan stok uang cukup untuk 2 – 3 bulan ke depan. Stok ini tidak terlepas dari inflow (uang yang masuk ke Bank Indonesia dari bank – bank komersial) lebih besar dari outflow (uang yang keluar dari BI).
Pada April 2020, inflow lebih besar dari outflow. Meskipun pada Maret 2020, outflow lebih tinggi yaitu Rp 1.466 miliar dari inflow Rp 1.229 miliar. Bank Indonesia juga bekerjasama dengan perbankan di Bali untuk memenuhi kebutuhan uang tunai.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, uang yang beredar di masyarakat tidak banyak, terbukti dari inflow yang lebih banyak daripada outflow.
Dalam situasi Pandemi COVID-19 ini, Trisno memastikan stok uang di BI cukup untuk dua sampai tiga bulan ke depan. Sehingga BI siap dalam memenuhi kebutuhan uang kartal masyarakat.
Pada April 2020, inflow lebih besar dari outflow yang menandakan ekonomi tidak bergerak sehingga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi bergerak lambat. Sedangkan outflow yang lebih tinggi dari inflow seperti yang terjadi pada Maret 2020, karena ekonomi bergerak dengan adanya perayaan hari besar keagamaan (Nyepi, Galungan dan Kuningan).
Uang beredar di masyarakat yang rendah saat ini dipengaruhi oleh ekonomi yang lesu sehingga konsumsi masyarakat juga menurun. “Aktivitas ekonomi pariwisata kan turun, ada yang unpaid leave, mereka menarik uang seperlunya untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan dan minum saja,” ujarnya.
KUPVA yang selama ini paling banyak membuat bank – bank menggelontorkan uang tunai, kini 48 – 50 persen tutup. Bahkan, menjelang Lebaran pun masyarakat diprediksi tidak banyak menarik uang karena adanya larangan pulang kampung dan mudik. Meskipun ada penarikan, dikatakan tidak signifikan.
Selama ini pusat peredaran uang tertinggi di Bali ada di tiga kabupaten yaitu Badung, Denpasar dan Gianyar. Dalam kondisi normal, uang tunai yang beredar di Bali secara triwulanan berkisar Rp 4,75 triliun – Rp 5, 70 triliun (data triwulan III dan IV 2018).
Direktur Operasional Bank BPD Bali IB Setia Yasa, Minggu (3/5) mengatakan, dalam mengantisipasi kebutuhan dana masyarakat maupun pemerintah daerah (pemda) selama pandemi COVID-19 ini, bank telah mempersiapkan likuiditas dengan mengatur proyeksi arus kas supaya ketersediaan likuiditas tetap terjaga.
Menjelang libur lebaran tahun ini saja dan antisipasi penarikan Pemda untuk penanganan pandemi COVID-19 telah dipersiapkan kas untuk persediaan di cabang-cabang termasuk untuK ATM sebesar Rp 1,350 triliun.
Demikian juga untuk memasuki triwulan III telah dipersiapkan likuiditas dengan mengatur arus kas jangka pendek. Secara umum di cabang-cabang tidak terjadi lonjakan penarikan dari nasabah, tetapi Bank BPD Bali tetap menjaga likuiditas agar pelayanan dapat berjalan normal.(Citta Maya/Balipost)