MIAMI, BALIPOST.com – Carnival Cruise Line yang merupakan grup perusahaan kapal pesiar mengumumkan pada Senin (4/5) waktu setempat, dikutip dari AFP, akan beroperasi kembali. Perusahaan besar yang berbasis di Miami, Florida ini menutup operasionalnya karena pandemi COVID-19.
Mulai beroperasinya kapal pesiar yang mempekerjakan anak buah kapal dari berbagai negara ini, termasuk Indonesia, akan dilakukan per 1 Agustus. Namun terbatas pada pengoperasian kapal pesiar yang berangkat dari Florida dan Texas saja.
Carnival mengatakan ada 8 kapal pesiar yang kembali beroperasi dari Pelabuhan Florida, Miami dan Pelabuhan Canaveral dan Galveston di Texas.
Sedangkan seluruh rute pesiar ke Amerika utara dan Australia dihentikan operasionalnya hingga 31 Agustus.
“Kami mengambil pendekatan yang terukur, fokus pada upaya kembali beroperasi untuk sejumlah pelabuhan yang jumlah operasional kapalnya cukup banyak dan memiliki akses mobil untuk para tamu kami,” kata Carnival dalam sebuah pernyataan.
Carnival menekankan bahwa kembali beroperasinya sejumlah kapal ini dikarenakan sejumlah faktor dan akan selalu mengadopsi protokol kesehatan yang berlaku pada masa pandemi COVID-19 ini. “Upaya kembali beroperasinya kapal pesiar, kapan pun itu, akan tergantung dari kerjasama dengan negara, pejabat lokal, nasional, maupun internasional,” kata perusahaan itu.
Dikatakan pula, dalam upaya tetap mengedepankan kesehatan publik, kembalinya operasional kapal pesiar akan diiringi dengan peningkatan protokol dan petunjuk teknis untuk berkumpul. Carnival merupakan perusahaan induk dari Holland America, dimana kapal pesiarnya “Zaandam” harus berlabuh di Fort Lauderdale pada Maret lalu karena adanya 4 orang positif COVID-19 yang meninggal, setelah ditolak di sejumlah pelabuhan.
Saat itu, hampir semua penumpangnya dikeluarkan dari Zaandam dan kapal lainnya, sementara ribuan kru kapal masih tetap berada di kapal itu.
Menurut Miami Herald, terdapat sekitar 100 ribu kru dan sejumlah penumpang masih berada di dalam kapal-kapal pesiar itu yang berada di luar perairan AS. Koran tersebut mengatakan bahwa pejabat perusahaan kapal pesiar itu mengatakan bahwa “terlalu mahal” untuk mengatur kepulangan pada kru kapal.
Para pemilik kapal pesiar yang diwawancarai Herald mengatakan mereka berupaya merepatriasi kru kapal yang ingin pulang.
Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit AS (CDC) mengeluarkan larangan berlayar untuk kapal pesiar pada Maret dan akan berakhir pada pertengahan Juli. (Diah Dewi/balipost)