Prof. Dr. IGN Sudiana, M.Si. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Hari Suci Purnama yang jatuh pada Kamis (7/5), Sasih Jiyestha seluruh Umat Hindu di Provinsi Bali diimbau untuk melakukan persembahyangan di tempat sucinya (Merajan ataupun Sanggah) masing-masing untuk memohon perlindungan, sekaligus memohon agar virus corona (COVID-19) segera hilang dari muka bumi ini. Imbauan ini disampaikan secara resmi oleh Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si.

Dalam persembahyangan Purnama ini, umat Hindu di Bali dihimbau Nyejer Pejati di Pelinggih Kemulan dengan mengganti pejati yang lama dengan yang baru. “Dimana pejati yang baru tersebut berisi Serobong Daksina yang terbuat dari bahan janur dan di dalam pejati terdapat tepung tawar serta benang tridatu yang ditempatkan di dalam Pejati,” ungkap Prof. Sudiana saat dikonfirmasi, Rabu (6/5).

Baca juga:  Gempa di Lombok Barat Masuk Jenis Menengah

Secara makna, dijelaskan bahwa fungsi benang tridatu ini untuk memohon perlindungan kepada Tiga Dewa Penguasa Dunia yakni Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa. Makna tepung tawar ialah supaya penyakit COVID-19 ini menjadi netral, sedangkan makna Serobong Daksina ini bermakna agar seluruh virus corona cepat dinetralkan atau hilang dari muka bumi.

“Pada saat sembahyang Purnama, kami mengajak umat Hindu untuk memusatkan pikiran serta berdoa kepada Ida Bhatara Guru dan Ida Bhatara Surya Gni yang dimulai dari Pukul 18.00 WITA sore,” ajaknya.

Ia menjelaskan setelah selesai sembahyang semua keluarga diharapkan nunas tirta dari Pelinggih Kemulan dan dilukatkan secara bersama-sama. Setelah itu nunas benang tridatu yang telah ditempatkan pada Pejati dan diikat pada tangan masing-masing anggota keluarga.

Baca juga:  Pasien COVID-19 Harian Capai 3 Digit, Kasus Aktif Bali Lampaui 1.000 Orang

Persembahyangan ini juga dilaksanakan secara serentak oleh Sulinggih hingga Pemangku. Selama tahapan persembahyangan berlangsung, secara skala dari PHDI Provinsi Bali mengajak umat Hindu untuk tetap mengikuti imbauan Pemerintah Provinsi Bali agar disiplin menerapkan social/physical distancing.

Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari umat Hindu agar melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan rajin mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir, rajin berolahraga dan istirahat yang cukup, serta mengkonsumsi gizi yang seimbang.

Sebelumnya, umat Hindu di Bali juga sudah melaksanakan upacara secara bertahap, yang mana dimulai dari 31 Maret Satgas Gotong Royong Berbasis Desa Adat nunas ica dan nyejer daksina di Kahyangan Tiga Desa Adat, selanjutnya pada 2 April umat Hindu menghaturkan banten khusus dengan tambahan bungkak nyuh gading/gadang di Kahyangan Tiga dan Kamulan yang dilaksanakan oleh masing-masing keluarga ditambah dengan menghaturkan nasi wong-wongan di lebuh masing-masing, dan 22 April umat Hindu melaksanakan upacara Peneduh Gumi di lebuh masing-masing dengan menghaturkan segehan putih 9 tanding.

Baca juga:  Pendiri Undiknas, Ketut Sambereg Berpulang

Dalam kesempatan ini, PHDI Provinsi Bali juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Umat Hindu, para rohaniawan, penekun spiritual yang sudah ikut berdoa untuk mempercepat hilangnya COVID-19. Tidak hanya itu, PHDI Provinsi Bali juga mengucapkan banyak terimakasih kepada para donatur yang sudah membantu umat Hindu memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) baik berupa masker, hingga membantu memberikan paket sembako. “Semoga COVID-19 ini segera hilang, dan kita semua bisa kembali melaksanakan aktivitas seperti biasa dengan menjalan swadharma agama dan negara,” pungkasnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *