WASHINGTON, BALIPOST.com – Sekretari Jenderal PBB, Antonio Guterres, Jumat (8/5) menyatakan akan mengerahkan segala upaya untuk menghentikan “tsunami” kebencian dan xenophobia (ketakutan terhadap orang dari negara lain). Dikutip dari AFP, ia mengatakan hal ini dipicu pandemi COVID-19, tanpa secara spesifik menyebutkan siapa yang dimaksud.
“Pandemi ini secara terus menerus melepaskan tsunami kebencian dan xenophobia, pengambinghitaman, dan keresahan,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Ia mengatakan sentimen anti-orang asing ini muncul di online dan jalanan. Teori konspirasi anti-Semit telah menyebar dan penyerangan yang berhubungan dengan COVID-19 telah muncul.
Menurut Guterres, migran dan pengungsi telah “difitnah sebagai sumber virus – dan kemudian ditolak akses ke perawatan medis.”
Sementara itu, “muncul meme yang menyatakan “bahwa orang yang lebih tua, beberapa yang paling rentan terhadap virus, juga yang paling bisa dibuang,” katanya.
Selain itu, “wartawan, pelapor, tenaga medis, relawan dan pembela hak asasi manusia menjadi sasaran hanya karena melakukan pekerjaan mereka,” kata Guterres.
Ia pun meminta agar ada upaya bersama secara global untuk mengakhiri ujaran kebencian. dan meminta lembaga pendidikan untuk membantu mengajarkan “literasi digital” kepada orang-orang muda – yang ia sebut “pendengar yang potensial dan namun cenderung putus asa.”
Guterres juga meminta “media, terutama perusahaan media sosial, untuk berbuat lebih banyak untuk menandai dan … menghapus konten rasis, misoginis dan berbahaya lainnya.” (Diah Dewi/balipost)