SINGARAJA, BALIPOST.com – Penanganan kasus penularan COVID-19 lewat transmisi lokal di Desa Bondalem terus dioptimalkan. Setelah memutuskan karantina desa bagi warga di desa itu, gugus tugas melakukan tes swab massal secara acak untuk warga di lokasi karantina.
Tes dengan uji spesimen swab berbasis PCR ini dilakukan pertama kali setelah gugus tugas membeli peralatan test uji spesimen swab. Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Buleleng Drs. Gede Suyasa di ruang kerjanya Jumat (8/5) mengatakan, keputusan melakukan uji spesimen swab berbasis PCR ini menindaklanjuti hasil tracing dari kasus terkonfirmasi positif COVID-19 yang terjadi lewat transmisi lokal.
Selain itu, sasaran tes uji spesimen swab ini sesuai hasil pemantauan oleh tim surveillance terhadap warga yang memiliki riwayat pernah berinteraksi dengan pasar pasien yang terpapar COVID-19. Hanya saja, dari test uji spesimen swab ini dilakukan secara acak.
Dari data yang masuk ada 160 orang warga yang di test uji spesimen swab itu. Hingga sore, gugus tugas sudah menerima laporan yang masuk sebanyak 101 sempel sudah diambil. Sampel tersebut selanjutnya diuji di laboratorium kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah di Denpasar.
Diperkirakan, Sabtu (9/5), hasilnya sudah diterima tim gugus tugas. “Ini yang pertama kita melakukan test uji spesimen swab PCR dan semua orang yang pernah kontak dengan pasien terkonfirmasi positif ditindaklanjuti uji spesimen swab PCR dan hasilnya kita tunggu, semoga besok sudah terbit dan kita ketahui hasilnya,” jelasnya.
Menurut mantan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Diskdpora) Buleleng ini, swab PCR ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang akurat dibandingkan melakukan rapid test berbasis antibodi. Selain keinginan mendapat hasil akurat dan proses uji yang lebih cepat, pihaknya mempertimbangkan melakukan tes swab PCR ini untuk mendapatkan kepastian terkait tren penularan COVID-19 di Desa Bondalem.
Apapun hasilnya nanti akan dijadikan pertimbangan oleh gugus tugas untuk melakukan skema penanganan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19. “Sebelumnya kita gunakan rapid test anti bodi dan untuk mendapatkan kepastian tren penularan virus ini di sana, kita lakukan uji spesimen swab ini dan apapun hasilnya nanti akan menentukan skema penanganan lebih lanjut,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)