Gubernur Bali, Wayan Koster. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pembahasan terkait Renperda ZWP3K dan Tata Ruang Bali dilakukan lewat video conference dengan Kementerian Dalam Negeri, Jumat (8/5). Dalam vidcon itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan laut dan pesisir pantai juga merupakan tempat para nelayan untuk menggantungkan hidup.

Secara tradisional, ada sekitar 19 ribu nelayan yang masih hidup dari sumber daya laut di Bali. Ada berbagai jenis ikan dengan nilai ekonomi luar biasa, seperti kerapu, kepiting, lobster hingga jenis-jenis ikan hias. “Budidaya juga sangat potensial karena luas wilayah laut di Bali yang bisa dimanfaatkan sekitar 9 ribu hektar lebih,” katanya.

Baca juga:  Penambahan Kasus Positif COVID-19 di Bali Masih Terjadi

Bali sebagai destinasi wisata juga mempunyai potensi pengembangan wisata bahari. Pariwisata di Bali masih bisa dikembangkan tak hanya berkutat di daratan atau di pantai, tapi juga bisa mengembangkan kawasan laut.

Contohnya dengan paket wisata keliling Bali lewat jalur laut. “Kita siapkan infrastrukturnya di berbagai titik, yang terkoneksi sehingga bisa berfungsi sebagai titik-titik lokasi wisata bahari selain fungsi utamanya sebagai infrastruktur penunjang logistik,” paparnya.

Baca juga:  Pajak Hotel dan Jumlah Wisatawan Timpang, Ini Perintah Gubernur Koster ke Bupati/Wali Kota

Koster juga berkeinginan untuk menghidupkan lagi sentra produksi garam di Kusamba, Klungkung dan di Tejakula, Buleleng yang memiliki kualitas nomor satu. Potensi ekonomi kerakyatan ini bisa dikembangkan menjadi industri garam.

Energi dari Arus Laut

Pihaknya sedang mengembangkan pula energi yang bersumber dari arus laut sebagai pembangkit tenaga listrik. Hal ini sekaligus bagian dari upaya mengembangkan energi baru terbarukan dan mengurangi penggunaan pembangkit listrik dengan energi fosil.

Kawasan-kawasan yang bisa dimanfaatkan arusnya kini sedang dipetakan. Kemudian, laut di Bali akan dimanfaatkan untuk mendukung transportasi domestik dan wisatawan terkait kepentingan infrastruktur dan aksesibilitas.

Baca juga:  Ajukan PK Kasusnya, Sudikerta Sebut Ada Novum dan Kekhilafan Hakim

Seperti Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Celukan Bawang dan Pelabuhan Tanah Ampo, dirancang sebagai pelabuhan cruise internasional. Jika dikelola dan dilindungi dengan baik, mantan anggota DPR RI ini meyakini wilayah pesisir dan laut di Bali bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat.

“Itulah sebabnya saya berkepentingan agar Perda ZWP3K dan Tata Ruang bisa segera dibahas dan dituntaskan secepatnya,” jelasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *