DENPASAR, BALIPOST.com – Kabar baik berhembus di tengah penanganan COVID-19 di Kota Denpasar. Perkembangan kasus COVID-19 di Provinsi Bali ini menunjukan trend yang membaik, per hari ini, Minggu (10/5) untuk ketiga kalinya secara berturut-turut tidak ada penambahan kasus terkonfirmasi Positif COVID-19.
Kabar baik ini juga diiringi dengan sembuhnya 3 orang pasien COVID-19, dimana 2 orang berdomisili di Desa Sanur Kauh dan seorang lagi berdomisili di Kelurahan Sumerta. Demikian dikatakan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Denpasar Dewa Gede Rai, Minggu (10/5).
Lebih lanjut dijelaskan Dewa Rai, secara akumulatif sampai saat ini kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 secara akumulatif sebanyak 57 orang, rincianya adalah 46 orang sudah sembuh, 2 orang meninggal dunia, dan 9 orang masih dalam perawatan.
Sementara dari hasil pelacakan tim surveilence sampai saat ini di Kota Denpasar juga tidak ada penambahan status OTG, ODP dan PDP, sehingga secara akumulatif sampai saat ini terdapat status Orang Tanpa Gejala 339 kasus, Orang Dalam Pemantauan 264 kasus dan Pasien Dalam Pengawasan 26 kasus.
“Meski dalam 3 hari terakhir di Kota Denpasar tidak ada penambahan kasus positif baru, demikian juga tingkat kesembuhan pasien semakin meningkat, jangan justru hal ini membuat lengah, tetapi harus tetap waspada dan disiplin mengikuti anjuran pemerintah, kurangi aktivitas diluar rumah, wajib pakai masker dan selalu menjaga kesehatan fisik agar imun tubuh tetap terjaga,” kata Dewa Rai
Walaupun kasus covid mulai melanda, Pemkot Denpasar menurut Dewa Rai tetap meningkatkan kewaspadaan dan akan segera menerapkan Peraturan Walikota Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). “Kami harus tetap tingkatkan kewaspadaan karena mobilitas dan ativitas masyarakat masih tinggi. Lebih baik kita ketatkan dulu sementara, sehingga benar benar bebas kasus covid, karena kami tidak ingin ada muncul serangan gelombang kedua, yang justru akan membuat keadaan semakin sulit,” kata Dewa Rai.
Dia menambahkan keberadaan Orang Tanpa Gejala (OTG) ini yang mesti diwaspadai karena berpotensi sebagai carier atau pembawa virus. Oleh karena itu perlu kedisiplinan dan kesadaran semua pihak untuk bersama sama bergotong royong memutus rantai penyebaran COVID-19. (Asmara Putera/Balipost).