DENPASAR, BALIPOST.com – Langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menangani pandemi Covid-19 diapresiasi pemerintah pusat dan masyarakat Bali. Persentase kesembuhan yang tinggi, dan rendahnya angka kematian menjadi indikator utama.
Selain itu, regulasi yang dirancang Gubernur Bali Wayan Koster juga efektif. Terlebih regulasi kini dijabarkan dengan langkah nyata datang langsung ke masyarakat terdampak. Kini harapan Bali segera bebas dari ancamam Covid-19 pun menguat.
Terkait dengan tingkat kesembuhan pasien, langkah Bali memang patut diapresiasi. Dengan tingkat kesembuhan 65,59 persen, Bali mencatat persentase kesembuhan tertinggi secara nasional dan internasional. Ini tentu berkat kerja sama dan kerja keras semua pihak.
Melalui strategi dan berbagai kebijakan penanggulangan pandemi Covid-19 yang dikeluarkan Gubernur Bali Wayan Koster terbukti berhasil menekan tingkat angka kematian dan tingginya persentase tingkat kesembuhan pasien di Bali. Gubernur Koster selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali mengakui keberhasilan ini tak lepas dari kerja keras dan jalinan kerja sama berbagai pihak, khususnya tenaga medis sebagai garda terdepan penanggulangan Covid-19 di Bali.
Demikian terungkap saat Gubernur Koster didampingi Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali (Sekda Provinsi Bali) Dewa Made Indra menggelar rapat teleconference dengan para tenaga medis di seluruh Bali dari Jaya Sabha, Denpasar, Sabtu (9/5). Selain mendapatkan laporan perkembangan penanganan Covid-19 dari para peserta yang terdiri dari Dinas Kesehatan, rumah sakit, laboratorium, puskesmas dan tempat karantina, Gubernur Koster juga menerima masukan dan saran dari para peserta yang tersebar di sekitar 40 titik mulai dari Jembrana sampai Karangasem agar penanganan Covid-19 di Bali semakin baik.
Gubernur Bali memberikan apresiasi yang tinggi kepada para tenaga medis di Provinsi Bali selaku garda terdepan, sehingga saat ini Bali menjadi provinsi terbaik dalam penanganan Covid-19. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya kesembuhan pasien Covid-19 di Bali. ‘’Sampai saat ini, tingkat kesembuhan 65,59 persen atau 204 orang. Sedangkan yang meninggal ada empat atau 1,29 persen dari total pasien positif 311 orang,’’ ujarnya.
Angka-angka ini jauh lebih baik dari angka nasional dan secara internasional. Rata-rata untuk nasional tingkat kesembuhan 19,23 persen dan kematian 6,93 persen. Sedangkan secara internasional tingkat rata-rata angka kesembuhan 34,17 persen dan kematian 6,92 persen.
Gubernur asal Buleleng ini menambahkan, lama perawatan pasien Covid-19 di Bali juga relatif singkat. ‘’Rata-rata 13 hari. Paling cepat tiga hari dan paling lama 39 hari. Ada satu yang lama belum sembuh kita akan terus cari cara untuk penyembuhannya,’’ katanya.
Menurut Gubernur Koster, angka-angka ini menunjukkan kinerja Provinsi Bali dalam mengatasi pandemi Covid-19 sangat baik. Bahkan yang terbaik di Indonesia. ‘’Ini adalah penilaian pemerintah pusat dan juga Gugus Tugas Nasional yang disampaikan langsung kepada saya selaku Ketua Gugus Tugas Provinsi Bali,’’ ujar Ketua DPD PDI-P Provinsi Bali ini.
Ia menambahkan, tenaga medis sangat berperan dalam keberhasilan ini. Selain telah bekerja keras, tenaga medis menurutnya sangat berisiko tertular penyakit. Di Bali, lima orang tenaga medis sudah sempat tertular dan tiga orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh. ‘’Angka ini termasuk kecil dan kita berharap tidak ada lagi penambahan,’’ katanya.
Menurutnya, Gugus Tugas Provinsi Bali sangat memperhatikan kebutuhan tenaga medis dalam penanganan Covid-19. ‘’Pemerintah Provinsi Bali dan bantuan pemerintah pusat telah menyediakan peralatan untuk melindungi tenaga medis, baik itu alat pelindung diri juga menyediakan hotel dan transportasi,’’ ujarnya.
Para tenaga medis memberi apresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali. Dokter Arya Putra dari Puskesmas Selemadeg Barat mengatakan, langkah-langkah Gugus Tugas Provinsi Bali selama ini sudah sangat baik.
Ngurah Kusuma, tenaga medis di RSUD Klungkung, mengatakan langkah karantina terpusat terhadap PMI sangat tepat dalam menurunkan penularan Covid-19 di Bali. ‘’Karantina terpusat sangat berhasil menurunkan angka kesakitan akibat Covid-19,’’ katanya.
Ia juga merespons positif adanya penambahan lab pemeriksaan PCR di Bali. Apresiasi serupa disampaikan beberapa tenaga medis di Bali.
Tenaga medis RS PTN Unud dr. Cok Wahyu, Sp.PD. menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemprov Bali terhadap tenaga kesehatan. ‘’Sebagai salah satu pusat rujukan Covid di Bali merasa sangat apresiasi dengan bantuan dari Pemda Bali, baik itu relawan, APD, alat dan fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada nakes (tenaga kesehatan – red) kami seperti penginapan dan sebagainya,’’ ujarnya.
Menurutnya, sejak 7 April 2020, RS PTN Unud sudah menerima 123 pasien Covid-19 dengan total positif sebanyak 85 pasien. Ia menambahkan, sejak Mei ini tren pasien positif di RS PTN Unud mengalami penurunan dengan penambahan hanya sepuluh orang pasien.
Beberapa tenaga medis menyampaikan harapan pemberian insentif terhadap tenaga nonmedis yang juga terlibat langsung dalam penanganan Covid-19 seperti sopir dan tenaga kebersihan. Terhadap hal ini, Gubernur Koster memastikan bahwa insentif akan diberikan terhadap tenaga medis maupun nonmedis yang terlibat langsung dalam penanganan Covid-19.
Insentif untuk tenaga medis sudah diatur oleh Permenkes dan tinggal memenuhi persyaratan administrasinya. Sementara untuk tenaga nonmedis, Gubernur Koster mengatakan sudah berkomitmen memberikan insentif dan tata caranya segera akan dirapatkan dengan bupati/wali kota se-Bali. ‘’Saya akan rapat dengan bupati/wali kota hari Senin. Bagi kabupaten/kota yang anggarannya tidak memungkinkan akan ditangani oleh Provinsi,’’ ujarnya.
Mengakhiri rapat, Gubernur Koster kembali menegaskan apresiasinya terhadap kerja keras dan dedikasi tenaga medis dalam percepatan penanganan Covid-19 di Bali. ‘’Tetapi perjuangan kita belum selesai. Karena sampai hari ini masih ada penambahan pasien positif Covid-19 walaupun lajunya sudah menurun,’’ ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengajak para tenaga medis untuk menjalankan tugas kemanusiaan ini dengan sebaik-baiknya sembari berharap pandemi ini segera berakhir. ‘’Ini sungguh-sungguh merupakan perbuatan mulia sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal dan agama yang kita yakini, bahwa perbuatan baik yang dilandasi dengan ketulusan akan memberi manfaat dan kebahagiaan buat diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara,’’ ujarnya. (Rindra Devita/balipost)