Pelajar SMA di Wuhan sedang belajar di ruangan yang masing-masing mejanya diisi plastik pelindung untuk mencegah penyebaran COVID-19. (BP/AFP)

SHANGHAI, BALIPOST.com – Tiongkok pada Minggu (10/5) melaporkan kasus pertama COVID-19 di Wuhan setelah 1 bulan nihil kasus. Dikutip dari AFP, Komisi Nasional Kesehatan Tiongkok juga melaporkan peningkatan kasus sebanyak 2 digit, sejak 10 hari lalu.

Disebutkan, di seluruh Tiongkok, terjadi penambahan kasus baru sebanyak 14 orang. Dua diantaranya merupakan imported case.

Virus ini pertama kali muncul di Wuhan, sebuah kota transportasi dan industri di China pada Desember 2019. Sejak saat itu, virus ini sudah menginfeksi 4 juta orang di seluruh dunia. Korban meninggal mencapai 270 ribu jiwa dan melumpuhkan perekonomian global.

Baca juga:  WHO: Persepsi Pandemi Covid-19 Telah Selesai Adalah Salah Arah

Tercatat, jumlah kasus COVID-19 di China mencapai 82.901, dengan jumlah kematian sebanyak 4.633 orang.

Tidak ada kasus kematian baru dilaporkan selama hampir sebulan terakhir.

China yang diperintah Partai Komunis memberlakukan karantina wilayah terhadap puluhan juta orang. Pertama di WUhan, setelah itu di seluruh Provinsi Hubei yang dimulai pada 23 Januari 2020.

Pemerintah kemudian mencabut karantina wilayah pada akhir Maret. China telah menghadapi kritik, baik di dalam negerinya maupun di luar negeri karena meremehkan virus dan menutupi informasi terkait penyebarannya ketika pertama kali muncul di Wuhan.

Baca juga:  Hari Ini Korban Jiwa Bertambah Belasan Orang, 2 Zona Merah Penyumbang Terbanyaknya

Beijing menyatakan telah membagi informasi dengan WHO dan negara-negara lainnya pada waktu yang tepat.

Seorang pejabat kesehatan Tiongkok pada Sabtu mengakui bahwa wabah tersebut telah menyebabkan sistem layanan kesehatan publik di negara itu kewalahan. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *