Siswa SMA tiba di sekolah yang berlokasi di Wuhan pada 6 Mei, seiring mulai dibukanya sekolah pascapenutupan menghadapi pandemi COVID-19. (BP/AFP)

BEIJING, BALIPOST.com – Untuk hari kedua berturut-turut, Wuhan melaporkan adanya kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 pada Senin (11/5). Laporan penambahan kasus ini memantik peringatan bahaya gelombang baru munculnya kasus-kasus lain di episentrum COVID-19 Tiongkok ini.

Dikutip dari AFP, setelah melaporkan ada 1 kasus baru positif COVID-19 pada Minggu, Wuhan kembali melaporkan penambahan kasus baru pada hari ini. Virus corona jenis baru ini muncul di Wuhan pada akhir Desember 2019, menyebar ke seluruh kota dan Provinsi Hubei, membunuh ribuan orang dan menyebabkan lebih banyak lagi warga yang sakit.

Akhirnya menyebar ke seluruh dunia.

Pemerintah Wuhan memberlakukan pengetatan aturan bepergian dan pergerakan warganya ketika penyebaran makin parah. Langkah ini dianggap efektif dalam menanggulangi wabah itu.

Baca juga:  BMKG Imbau Masyarakat Waspada Gelombang Tinggi di Selat Bali

Kemudian, penguncian wilayah dilonggarkan seiring sudah bisa dikontrolnya penyakit itu. Belum lama ini, anak-anak juga sudah kembali ke sekolah, dan bepergian dari dan ke Wuhan diizinkan.

Namun, pada Minggu, pihak berwenang menyatakan bahwa ada satu orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Pada hari ini, dilaporkan terjadi penambahan 5 kasus lagi.

Menurut pejabat kesehatan lokal, kasus-kasus baru itu seluruhnya berasal dari perumahan, yang dihuni para lanjut usia (lansia). Terdapat juga 11 kasus baru yang tidak bergejala dilaporkan di Provinsi Hubei. Tiongkok melaporkan kasus yang memiliki gejala dan tidak bergejala secara terpisah.

Kabar terkait adanya kasus-kasus baru di lokasi pertama munculnya virus corona jenis baru ini dilaporkan seiring banyak negara-negara di Eropa mulai melakukan pelonggaran terhadap karantina wilayahnya. Berita ini juga muncul di saat Amerika Serikat mulai melonggarkan larangan pergerakan warganya, meski jumlah kasus terinfeksi di negara itu masih cukup tinggi.

Baca juga:  Angin Kencang, Dua KMP Kandas di Perairan Gilimanuk

Para pakar kesehatan memperingatkan tindakan terburu-buru kembali ke kehidupan normal akan memunculkan gelombang kedua dari infeksi ini. Dan menekankan bahwa pemberlakukan larangan harus tetap diberlakukan hingga vaksin tersedia.

Kasus-kasus baru pada Senin ini di Tiongkok, juga termasuk 5 kasus di kawasan timur laut. Setidaknya sebanyak 11 kasus, menurut stasiun televisi milik pemerintah, CCTV, terhubung dengan salah satu pekerja di sebuah laundry, yang menyebabkan diberlakukannya karantina wilayah di Shulan, daerah dengan populasi 670 ribu orang.

Baca juga:  Investasi Tak Sesuai akan Rusak 'DNA' Pariwisata Sanur

Virus ini telah menginfeksi lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia. Menyebabkan korban jiwa sebanyak 280 ribuan orang dan melumpuhkan ekonomi global.

Jumlah kasus terinfeksi di Tiongkok mencapai 83 ribu orang dengan jumlah kematian sebanyak 4.600 kasus. Tidak ada kasus kematian baru dilaporkan setidaknya selama sebulan ini di Tiongkok. Negara ini pun telah mulai kembali ke kehidupan normal setelah sebulan mengalami disrupsi.

Bahkan, Disneyland di Shanghai kembali beroperasi pada Senin ini, sementara pemerintah China memberikan lampu hijau untuk dibukanya kembali gedung bioskop dan arena olahraga. (Diah Dewi/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *