DENPASAR, BALIPOST.com – Pelaku pariwisata saat ini perlu mulai dari sekarang menyiapkan diri untuk “new normal.” Lantaran ke depan akan ada konsep baru pariwisata, yang mengubah bisnis pariwisata.
Ketua BVA Bali Gede Ricky Sukarta, Senin (11/5) mengatakan, pelaku pariwisata harus menyiapkan diri untuk menerjemahkan social distancing menjadi friendly distancing yang merupakan new hospitality concept (konsep baru pariwisata).
“Kita tidak bisa mengandalkan kebijakan pemerintah saja, tanggung jawab property adalah tanggung jawab kita, sesuai fungsi kita. Kita juga tidak tahu kapan akan selesai atau memulai. Jika suatu saat ada tamu banyak, apakah kita sudah siap?” tanyanya.
Menurutnya menerjemahkan social distancing menjadi friendly distancing tidak mudah. Ketika hotel dan villa di seluruh dunia mulai buka, Bali juga telah bersiap dengan konsep baru ini.
Untuk menerapkan new hospitality concept itu pun harus ada SOPnya. Dengan penerapan SOP yang baru tersebut seperti melakukan disinfektan, menganjurkan menggunakan alat pelindung diri pada tamu, akan membuat tamu takut.
Dengan penerapan SOP baru menuju new hospitality concept ini, diperkirakan menambah biaya operasional hotel maupun villa. Namun diakui, dari sisi harga kamar belum tentu bisa dinaikkan, sehingga hal ini perlu dipikirkan ke depannya.
“Tentu semua pihak, owner, pemerintah juga harus memahami, harus ada kebijakan-kebijakan, misalnya bisa tidak menurunkan PHR yang 10-11 persen menjadi 5 persen, yang terpenting cashflow jalan dulu sehingga owner bisa hidup, pengelola bisa bernafas, staff yang adalah warga atau rakyat juga bisa hidup,” tandasnya.(Citta Maya/balipost)