Ida Pedanda Gede Giri Dwijaguna. (BP/sue)

DENPASAR, BALIPOST.com – Umat Hindu di Bali perlu dimotivasi kembali untuk semakin bergairah berdana punia. Jika umat agama lain sudah memiliki struktur dan budaya malakukan bantuan sosial lewat lembaganya, umat Hindu bisa berdana punia untuk membantu krama yang terdampak Covid-19 berbasiskan pura atau merajan. Demikian dikatakan Ida Pedanda Gede Giri Dwijaguna dari Griya Giri Sari Uma Ngenjung Angantaka, Selasa (12/5).

Ida pedanda melihat saat ini pembagian bantuan sosial belum merata dan tersendat. Pihaknya pun memotivasi umat Hindu untuk menunjukkan jati diri sebagai umat yang suka menolong kepada siapa saja sesuai konsep “basudewa kutukbakam” bahwa kita bersaudara.

Baca juga:  Di Tengah Pandemi COVID-19, Lewat Cara Ini GGF Eksis Jaga Nutrisi Masyarakat

“Kita tak ingin ada krama Bali yang sampai kelaparan akibat COVID-19,” ujarnya.

Makanya, Ida Pedanda yang sudah 10 tahun melayani umat ini menyarankan bantuan sosial dan punia bisa dilakukan berbasiskan pura. “Mulailah dari lingkungan yang terkecil yakni warga merajan atau sanggah. Warga satu merajan yang ekonominya  lebih bagus dikumpulkan punianya. Lebih baik berupa sembako, bukan berupa uang karena jauh lebih mendidik. Punia ini dipakai membantu warga merajan yang dinilai memerlukan bantuan,” paparnya.

Baca juga:  Galungan dan Kuningan, Permintaan Daging Babi Naik Dua Kali Lipat

Dengan demikian, lanjutnya, konsep padma kuncup yakni dimulai dari dalam keluarga tercover semuanya. Jika ini sudah berhasil, bisa dilanjutkan dengan punia berbasiskan pura dadia arau pura paibon.

Dengan model ini, kata dia, mulai dari lingkungan keluarga hingga ke dadia sudah ditangani lebih dini dan secara berkelanjutan. Soal jenis bantuan bisa memanfaatkan produk agrobisnis krama Bali sehingga multiflier effect nya mengenai sasaran.

Baca juga:  Ingin Peroleh Dana Hibah Ogoh-ogoh Badung? Siapkan Persyaratan Ini

Ida Pedanda menjelaskan mapunia dan membantu orang sedang berkesusahan pahalanya sangat besar. Apalagi tatkala ada wabah atau gering. Hal ini diatur dalam Weda pasal 16. “Jangan sampai kita hidup nyaman, namun tetangga dan saudara kita kelaparan. Sekarang tunjukkan bahwa kita bersyukur kepada Hyang Widi dengan membantu umat yang memerlukan,” tegasnya. (Sueca/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *