MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Badung terus berupaya menjaga stabilitas harga dan stok pangan jelang Hari Raya Suci Lebaran. Dengan adanya indikasi lonjakan harga bahan pokok tersebut, pemerintah akan melakukan langkah-langkah antisipatif.
Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Badung, Drs. I Ketut Suiasa, S.H., dalam Rakor TPID Badung, Rabu (13/5). Menurut pejabat asal Pecatu, Kuta Selatan ini mengatakan langkah antisipasi yang akan ditempuh adalah dengan segera turun ke pasar memantau dan mengawasi pergerakan harga di pasaran. “Termasuk melakukan operasi pasar dengan sasaran wilayah zona merah dan wilayah padat penduduk sebagai jaminan pemenuhan sembako masyarakat tetap aman dan terkendali,” ujarnya.
Pihaknya berharap kenaikan harga kebutuhan pokok tidak terlalu tinggi, karena akan menyulitkan masyarakat. Karena itu, perlu dilakukan pemantauan untuk mengantisipasinya. “Kami berharap dapat menekan inflasi di daerah demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami juga berharap pada semester kedua tahun ini inflasi di Kabupaten Badung bisa ditekan,” jelasnya.
Wabup Suiasa juga berharap Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung dapat menyusun program-program terukur sepanjang semester kedua tahun 2020. “Program yang mengacu pada prinsip 4 K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif,” katanya seraya menambahkan Pemkab Badung telah memprioritaskan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan pokok.
Pihaknya menyebut ada empat aspek yang menjadi perhatian pemerintah. Pertama dari sisi stok, kedua ketersediaan pasokan, ketiga distribusi dan keempat yang paling penting adalah stabilisasi harga. Terkait dengan pasokan, pemerintah telah melibatkan banyak sektor utamanya yang bergerak di sektor riil. Disamping itu beberapa waktu lalu Pemkab Badung sudah melaksanakan hight level meeting dengan BI perwakilan Bali dalam rangka menjaga ketersediaan dan kestabilan harga bahan pokok guna menekan laju inflasi daerah pada masa pandemi Covid-19.
“Kami juga mengingatkan masyarakat agar tidak sampai terjadi panic buying pada saat kondisi seperti ini karena stok pangan kita masih sangat memadai guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Melalui rapat koordinasi ini target kami adalah sinergi dari berbagai institusi menjadi lebih kuat. Dengan demikian berbagai program pengendalian inflasi dapat dilakukan dengan maksimal dan astungkara inflasi dan harga-harga tetap terjaga,” pungkasnya. (Parwata/Balipost)