BANDUNG, BALIPOST.com – Wabah virus corona (COVID-19) melemahkan pertumbuhan ekonomi Jabar pada triwulan I 2020. Bahkan pertumbuhannya hingga di bawah nasional.
Menurut Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Jabar, Pribadi Santoso, biasanya pertumbuhan ekonomi Jabar di atas nasional. Tapi, pada Triwulan I 2020, pertumbuhan ekonominya hanya 2,73 persen, di bawah nasional yang mencapai 2,97 persen.
Untuk mengatasi hal tersebut, ada 4 strategi yang dilakukan Bank Indonesia (BI) Jabar, yaitu menjaga daya beli masyarakat terutama yang kurang mampu, salah satunya melalui bansos, menjaga keberlangsungan aktivitas ekonomi meskipun harus melakukan physical distancing, diantaranya melalui penjualan online dan revitalisasi higienitas pasar tradisional, menjaga ketersediaan uang kartal yang higienis, serta menyiapkan industri atau usaha yang tutup agar bisa kembali beroperasi dengan lancar pasca pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Sementara itu, Kadiv Stabilisasi Ekonomi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Rahmat Taufik, pihaknya terus berkoordinasi dengan para pelaku usaha agar masalah mereka bisa segera diselesaikan. Selain itu, pihaknya terus bekerjasama dengan berbagai pasar untuk penyerapan produk pangan, hingga mendorong industri terutama UKM bergerak memproduksi alat perlindungan diri (APD).
Pihaknya pun sedang mengkaji untuk membuka ekonomi kembali melalui berbagai leveling, setelah PSBB Jabar dihentikan 19 Mei ini.
Akibat COVID-19, hampir semua lapangan usaha mengalami pelemahan pertumbuhan kecuali komunikasi. Inflasi Jabar pada April 2020 pun tercatat cukup tinggi hingga mencapai 3,77 persen, di atas nasional yang mencapai 2,67 persen. (Budi Hartati/Bandung TV)