DENPASAR, BALIPOST.com – Guna menentukan hari raya Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal 1441 Hijriyah, PW NU Bali mengagendakan menggelar sidang rukyah di Kuta, pada Sabtu (23/5). Bagi ormas Islam terbesar di Indonesia ini, untuk menentukan 1 Syawal harus dilakukan dengan melihat bulan dengan teropong milik BMKG, di Pantai Jerman Kuta, pada Sabtu besok mulai pukul 17.30 Wita.
Sekretaris PW NU Bali Drs. H. Makhfudh, MA, di Denpasar, Jumat (22/5), menerangkan, PW NU di beberapa provinsi melakukan sidang rukyah guna menentukan jatuhnya 1 Syawal, atau berakhirnya bulan Ramadan. “Para ahli meneropong bulan dari Pantai Jerman Kuta, persisnya menjelang matahari terbenam, apakah benar sudah memasuki bulan Syawal dengan melihat hilal,” ungkap Makhfudh.
Selanjutnya, beberapa provinsi melaporkan hasil sidang rukyah kepada PB NU dan yang berhak memutuskan mutlak di tangan PB NU. Usai para ahli meneropong dari Pantai Jerman, kata dia, akan dilanjutkan sidang rukyah pada sebuah hotel, dan hasilnya akan ditembuskan ke PB NU. Makhfudh mengakui, umat Islam menjalani ibadah puasa Ramadhan biasanya 29 hari atau 30 hari.
Oleh sebab itu, kemungkinan besar warga Nadhliyin juga merayakan hari raya Idul Fitri bersamaan pada Minggu (24/5). “Jika menilik lamanya umat Islam menjalankan rukun Islam ketiga pada tahun ini selama 30 hari, maka warga NU juga kemungkinan berhari raya pada Minggu, 24 Mei, hal itu sesuai dengan kalender PB NU,” jelasnya.
Sidang rukyah melibatkan pengurus NU, Kanwil Kemenag dan Pengadilan Agama (PA) Denpasar. Hasil putusan sidang rukyah akan dilaporkan ke Kemenag dan barulah pemerintah mengumumkan secara resmi hari raya Idul Fitri. (Daniel Fajry/balipost)