NEGARA, BALIPOST.com – Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) mengkonfirmasi adanya spesies baru yang ditemukan di pulau Bali. Spesies reptil endemik baru ini dari jenis Gecko Cyrtodactylus atau yang dikenal dengan Tokek.
Berdasarkan pemeriksaan mendetail, ditemukan bahwa Cyrtodactylus dari Bali, setidaknya adalah satu spesies yang berbeda. Secara morfologi dan contoh dari beberapa daerah biogeografi lainnya, menunjukkan kemiripan dengan Cyrtodactylus seribuatensis dari Pulau Seribuat di Malaysia bagian barat.
Namun, ada ciri morfologi yang membedakan Tokek endemis Bali ini yakni pada bagian sisiknya. Spesies endemik baru ini oleh peneliti, diberi nama Cyrtodactylus jatnai.
Penamaannya diberikan sebagai penghargaan kepada ahli konservasi, ekologi dan primatologi Prof. Jatna Supriatna (Universitas Indonesia) yang lahir di Bali. Penamaan ini dilakukan atas kontribusinya bagi konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia dan juga atas kebaikan serta dukungan yang diberikan selama kegiatan penelitian.
“Penemuan ini merupakan hasil penelitian kerjasama antara Balai TNBB dengan Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia (Reseach Center for Climate Change Universitas Indonesia/RCCC UI) tentang Pelaksanaan Demonstrasi Proyek The Rainsforest Standard Protected Area Credit di Kawasan TNBB pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016,” kata Kepala Balai TNBB, Agus Ngurah Krisna, Sabtu (23/5).
Ia mengatakan masih terdapat kemungkinan bertambahnya spesies baru dari hasil kegiatan penelitian ini. “Beberapa jenis herpetofauna masih unidentified dan sedang dalam penelitian mendetil oleh Tim Peneliti RCCC UI dan MZB,” ujarnya.
Temuan spesies ini menambah keanekaragaman hayati Kawasan TNBB. Sebelumnya tercatat terdapat 18 jenis mamalia, 205 jenis burung, 13 jenis reptil, 10 jenis amfibi, 67 jenis kupu-kupu dan lebih dari 120 jenis ikan.
Hal ini juga didukung oleh keberadaan ekosistem yang cukup lengkap mulai dari ekosistem hutan hujan dataran rendah dengan 72 jenis pohon, ekosistem hutan musim dengan 66 jenis pohon, ekosistem savana dengan 55 jenis pohon, ekosistem mangrove dengan 18 jenis pohon, ekosistem hutan pantai dan ekosistem terumbu karang.
Penemuan baru ini sebelumnya dimuat dalam jurnal TAPROBANICA Vol.09, No.1, Mei 2020, yang ditulis bersama oleh para peneliti yang terdiri dari A.A. Thasun Amarasinghe (Research Center for Climate Change Universitas Indonesia/RCCC UI), Awal Riyanto (Museum Zoologicum Bogoriense/MZB), Mumpuni (Museum Zoologicum Bogoriense/MZB), dan Lee L. Grismer (La Sierra University, California, AS). (Surya Dharma/balipost)