H. Sya’ban S.Ag. (BP/nel)

DENPASAR, BALIPOST.com – Warga Dusun Wanasari mengikuti imbauan pemerintah agar Sholat Id tidak perlu ke lapangan maupun masjid, namun cukup di rumah masing-masing. Meskipun demikian, pelaksanaan Sholat Id tetap khusyu’ dan hikmat.

Bahkan usai Sholat Id dilanjutkan dengan khotbah, terutama bagi keluarga pemuka agama. Sebagaimana yang dialami Ketua Yayasan Uswatun Hasanah di Dusun Wanasari, H. Sya’ban S.Ag, melaksanakan Sholat Id bersama keluarga.

Ia pun langsung menjadi khatib yang memberikan materi ceramah seputar perayaan Idul Fitri, bertemakan ‘Gembira bersama Orang Beriman dan Saleh’. Ia menyebutkan, Nabi Muhammad ketika berangkat akan menunaikan Sholat Id, mendadak di tengah perjalanan menemui si anak yang menangis.

Baca juga:  H-2, Antrean di Gilimanuk Tiga Jam

Selanjutnya, Rasulullah mendekati si anak, seraya menanyakan “Mengapa engkau menangis?”. Si anak menjawab, dirinya yatim piatu dan tak bisa merayakan Idul Fitri, sebagaimana rekan sebayanya. Maklum, ayahnya mati syahid dalam peperangan bersama Nabi Muhammad, sedangkan sang ibu meninggalkannya.

Mendengar keluhan itu, Nabi Muhammad menanyakan kepada si anak, “Apakah kamu mau aku menjadi ayahmu?”. Mendengar pertanyaan itu, si anak dengan senang hati dan bangga seandainya dijadikan anak oleh Rasulullah.

Baca juga:  Miniatur Masjid Terbuat dari 1.438 Lembar Daun Lontar

Berdasarkan kisah ini, Nabi Muhammad mendapat gelar “Bapak Anak Yatim Piatu”. H. Sya’ban juga berpesan kepada keluarganya agar tahun depan diberi umur panjang dan masih bisa menemui Bulan Ramadan lagi.

Alasannya, ibadah di Bulan Ramadan pahalanya dilipatgandakan. Ia mencontohkan, ibadah sunah pahalanya sama dengan ibadah wajib.

Selain itu, yang utama di Bulan Ramadan 10 hari pertama merupakan rahmat, kemudian 10 hari kedua adalah pengampunan, sedangkan 10 hari ketiga terdapat Malam Lailatul Qadar, yakni sebuah malam yang lebih mulia dibandingkan 1.000 bulan.

Baca juga:  Lebaran, Umat Muslim Kampung Jawa Tak Jalankan Tradisi Banca’an

Selain itu, Ramadan juga bisa menjauhkan kita dari siksa api neraka. Untuk itu, H. Sya’ban mengisyaratkan, supaya usai Sholat Id, Kaum Muslimin spontan bersilaturahmi kepada kedua orangtuanya.

Ia berdoa, agar bagi orangtua yang sudah wafat diampuni segala dosa dan diterima semua amal baktinya, serta dimasukkan surga. “Sementara, bagi ayah ibu kita yang masih hidup, sebaiknya kita mendahulukan untuk bersilaturahmi,” bebernya. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *