DENPASAR, BALIPOST.com – Merebaknya pandemi COVID-19, menghentikan sementara dunia pariwisata. Dampaknya tidak hanya di sektor pariwisata, tetapi juga pendukung sektor tersebut, salah satunya seniman.
Seorang seniman arja, Wayan Sudiarta (62) mengaku tidak ada pendapatan sama sekali. Meskipun, selain menjadi seniman, Sudiarta sesekali mengambil pekerjaan lepas di bidang pariwisata.
Namun, karena saat ini pariwisata Bali sedang morat marit, penghasilan pun tidak ada. “Tiang seniman arja. Setelah COVID-19 ini datang, semua vakum, tidak ada yang bisa dikerjakan. Mudah-mudahan covid-19 ini segera berakhir,” ujarnya saat menerima bantuan sembako di Rumah Budaya Penggak Men Mersi, Jumat (22/5).
Pria yang kerap memerankan penasar di seni pertunjukkan arja ini berharap pemerintah memberi perhatian kepada seniman di saat-saat sulit selama masa pandemi ini. Sehingga para seniman tetap bisa bertahan hidup dan menghidupi keluarganya.
“Semasih ada corona, kalau bisa agar diperhatikanlah oleh pemerintah. Setidaknya agar masih bisa melanjutkan hidup,” harap pria yang sudah menggeluti seni selama 30 tahun itu.
Penggiat Seni yang juga Kelian Rumah Budaya Penggak Men Mersi, Kadek Wahyudita, mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah agar peduli kepada para seniman Bali. Terutama seniman yang sudah lansia.
Sebab, mereka telah kehilangan pekerjaan mereka, yang hanya bergelut di bidang seni. Pihaknya melalui Yayasan Penggak Men Mersi membagikannya sembako gratis kepada seniman yang sudah lansia.
Di samping juga diberikan kepada para kreator, baik muda dan dewasa, serta para penulis budaya. “Porsi yang kami lebih banyak berikan adalah seniman yang sudah lansia, karena kami pikir di tengah menghadapi COVID-19 ini, ada seniman yang memang tidak punya pekerjaan lain, selain seni,” ungkapnya. (Winatha/balipost)