Ketua IGTKI menyerahkan bantuan pada guru - guru TK. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Bali menyalurkan bantuan untuk guru PAUD seluruh Bali pada Selasa (26/5). Bantuan tersebut datang dari Putu Putri Suastini Koster berupa setengah ton beras, Universitas Terbuka (UT) Denpasar berupa masker, DPRD Kota Denpasar AA. Ngurah Gede Widiada sebesar setengah ton beras.

Bantuan diberikan pada 100 guru PAUD se-Bali. “Sedangkan IGTKI, karena tidak memiliki kas, jadi pengurus menyumbang secara pribadi dan sukarela. Kami memberikan kepada guru-guru yang sangat membutuhkan karena mereka mempunyai tekad mengabdi untuk anak-anak negara. Jadi mereka punya suatu tekad mencerdaskan anak bangsa,” kata Ketua IGTKI Provinsi Bali Dra. Tjok Istri Mas Minggu Wathini.

Baca juga:  Pasien Sembuh Bertambah Hampir 3 Kali Lipat Kasus Baru, Dua Zona Orange Penyumbang Terbanyak

Menurutnya guru-guru TK ini sangat perlu dibantu karena dengan adanya wabah COVID-19 telah membawa dampak pada pendapatan mereka yang notabene lebih banyak bekerja di TK swasta. “TK di Bali kebanyakan TK swasta, sedangkan di masa pandemi, anak-anak tidak membayar SPP dan ada yang membayar setengah,” ungkapnya.

Peran guru TK sangat penting dalam membangun SDM yang berkualitas. Menuju 100 tahun Indonesia merdeka, IGTKI ingin mempersembahkan kado emas berupa terbentuknya generasi yang cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.

Baca juga:  Satgas Operasi Cipkon Sisir Kos-kosan Dihuni Warga NTT

Anak usia 4-6 tahun merupakan masa yang tepat untuk membentuk karakter. Sehingga pada usia tersebut, guru TK memegang peran penting, apalagi di tengah wabah COVID-19 ini.

Direktur UT Denpasar Agus Tatang Supandi mengatakan, UT dengan IGTKI telah menjalin kerjasama sejak awal karena UT memiliki program pendidikan guru SD dan guru PAUD. “Kebetulan kerjasama terus berlanjut. Jadi ketika IGTKI memberikan sembako, kami juga ingin berkontribusi dengan memberikan masker UT,” ujarnya.

DPRD Kota Denpasar AA. Ngurah Gede Widiada yang juga mantan Ketua Komite TK Pembina mengatakan, guru TK adalah guru yang bekerja dengan konsep ngayah. “Karena setahu saya, dari segi salary mereka sangat kecil sekali, belum memenuhi upah minimum,” ujarnya.

Baca juga:  Per 5 Juni, Bali Catatkan Tambahan Belasan Pasien Positif COVID-19

Ia mengapreasi perhatian yang diberikan oleh berbagai pihak termasuk dari Putu Putri Suastini Koster. Masih rendahnya penghasilan yang diterima guru TK di beberapa wilayah di Bali, menurutnya, harus mendapat perhatian dari pemerintah karena pendidikan usia dini adalah pemegang peran penting dalam membangun kualitas sumber daya manusia.

“Kalau guru kita kondisinya melarat, tidak sehat, bagaimana menghasilkan sesuatu yang baik untuk anak-anak kita, ini harus mendapat perhatian,” ujarnya. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *