TABANAN, BALIPOST.com – Meski sudah muncul wacana bahwa masyarakat harus berdamai dengan COVID-19 dan harus menjalankan kehidupan baru (new normal), termasuk membuka DTW untuk wisatawan, namun Tabanan rupanya tidak mau terkesan terburu-buru untuk hal itu. Banyak hal yang harus jadi pertimbangan termasuk kemungkinan adanya penyebaran transmisi lokal karena belum bisa menjamin pengunjung yang datang benar-benar bebas dari terjangkit COVID-19.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti saat dikonfirmasi terkait hal itu mengatakan yang terpenting saat ini bagaimana memberikan jaminan kesehatan pada masyarakat. Apalagi Tabanan saat ini sedang fokus melakukan penataan pasca hari raya, dengan harapan tidak ada lagi muncul kasus baru.
Dan tentunya mengajak masyarakat untuk terus melakukan protap kesehatan dengan baik seperti menggunakan masker dan penerapan social distancing, serta ada komitmen bersama jika memang ingin segera bisa kembali ke kondisi normal. Masyarakat diminta untuk bisa lebih memproteksi diri dan untuk menciptakan kondisi normal, dikatakan Bupati Eka, pemerintah daerah tentunya memerlukan dukungan dari masyarakat mereka sendiri.
“Saya tidak mau mempertaruhkan masyarakat saya, karena orang tanpa gejala masih banyak berkeliaran, siapa tahu ada yang datang ke obyek wisata tiba-tiba ada klaster baru, kalau saya tidak dulu,” ucapnya usai penyerahan sembako antar lintas agama, Selasa (26/5).
Begitupun, Bupati Eka juga menyampaikan dirinya belum melihat alasan yang jelas dan pasti, apalagi ini tidak hanya berbicara khusus Tabanan saja melainkan juga Bali. “Kalau kami khusus di Tabanan kalau membuka sesuatu tetapi justru membahayakan untuk apa, kami lebih pilih bertahan dulu sampai benar mereka tidak terkontaminasi dari luar yang datang ke kita, karena ada yang sudah negatif malah positif lagi,” terangnya.
Dan untuk bisa memutuskan apakah Tabanan sudah siap atau belum untuk kondisi new normal, tentunya melihat dari perkembangan yang dilaporkan oleh Gugus Tugas. “Data gugus tugas ini yang kami jadikan patokan, jangan sampai terjadi transmisi lokal karena penyebarannya tidak bisa dicegah, perlu pemikiran yang hati-hati, terutama mendatangkan wisatawan dari luar, harus steril betul,” sarannya. (Puspawati/balipost)