Nelayan terpaksa menepikan perahu karena gelombang tinggi. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Para nelayan di Tabanan terpaksa berhenti melaut dan menepikan perahunya di pantai. Hal ini disebabkan gelombang tinggi mencapai 4 meter. Bahkan, untuk menghindari kerusakan, sejumlah perahu harus dievakuasi ke darat.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan, Ketut Arsana Yasa mengatakan kondisi cuaca ini tentu saja memaksa para nelayan untuk berhenti mencari ikan, demi keselamatan mereka. “Yang perlu diwaspadai gelombang tinggi bersamaan dengan puncak gelombang pasang, jam 12.00 WITA, hari ini (Rabu) ketinggian bisa mencapai 4,2 meter lebih,” terangnya.

Baca juga:  Perbekel Se-Kabupaten Tabanan Ajukan Kenaikan Gaji Perangkat Desa

Dikatakannya dengan kondisi gelombang saat ini, para nelayan lebih memilih mengamankan alat tangkap. “Sambil membuat alat tangkap lobster untuk dipasang saat cuaca kembali membaik,” ucapnya.

Kata Arsana Yasa yang juga anggota DPRD Tabanan ini, selama pandemi COVID-19, para nelayan tetap melaut. Karena di tengah pandemi ini terbit kabar gembira dari Menteri Kelautan yaitu Permen KP, bahwa untuk lobster boleh ekspor dengan ukuran minimal 150 gram, dan yang dibawah 150 gram boleh dijual sebagai benih budidaya. “Untuk ekspor sejak penerbangan domestik dibuka sudah mulai ekspor, dan semua nelayan melaut untuk menyambung hidup,” ucapnya. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Benda Diduga Granat Ditemukan Pelajar SMP, Sempat Dipakai Mainan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *