kintamani
Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Rabu (27/5), pukul 11.52.12 WITA, wilayah Buleleng diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisa BMKG menujukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan 4,4 SR.

Dalam rilisnya, Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar, Drs.M. Taufik Gunawan, Dipl SEIS. mengatakan episenter terletak pada koordinat 8,23 LS dan 114,95 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 20 km barat daya Buleleng, Bali pada kedalaman 10 km. “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar Seririt,” ungkapnya.

Baca juga:  Tambahan Harian COVID-19 Mulai Turun, Korban Jiwa Masih Dilaporkan Bali

Ia pun mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukan bahwa Gempabumi ini memiliki mekanisme naik dengan kombinasi geser. Dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Buleleng dengan skala III MMI. Sementara di Denpasar, Badung, dan Tabanan, skalanya II MMI. “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.

Hingga pukul 12.15 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan.

Baca juga:  PWI Bali Gelar Konferensi Provinsi

Dari catatan Bali Post, gempa karena aktivitas Seririt terjadi pada 14 Juli 1976. Peristiwa yang kemudian dikenal dengan nama Gempa  Seririt ini dipicu oleh aktivitas sesar dan  menyebabkan kerusakan parah di Buleleng dan Negara.

Ratusan orang meninggal dunia di Buleleng, Jembrana, dan Tabanan. Sementara ribuan orang lainnya luka-luka dan sekitar 450.000 orang kehilangan tempat tinggal karena gempa berkekuatan 6,5 SR. Gempa ini dilaporkan memicu tsunami kecil di pantai utara Bali. (Winatha/balipost)

Baca juga:  Karangasem Tambah Sepuluh Kasus Baru Covid-19, Meninggal Bertambah Satu Kasus
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *