Suasana di posko gotong royong Desa Adat Selat Samplangan, Senin (1/6). (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Seorang pedagang asal Kelurahan Samplangan, Kecamatan Gianyar positif COVID-19. Hasil ini dipastikan setelah wanita berinisial NS (47 tahun) itu dua kali menjalani tes Swab.

Namun petugas belum bisa memastikan dari mana, pedagang ini tertular COVID-19. Petugas kini juga tengah menelusuri kontak erat wanita tersebut.

Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19, Gianyar, I Gusti Bagus Adi Wicaksana Widhya Utama, Senin (1/6), menjelaskan awalnya pasien ini mengeluhkan sesak sejak 2 minggu lalu. Wanita 47 tahun ini pun sempat berobat ke dokter di rumah sakit swasta.

Baca juga:  Sidak Tim Gabungan, Temukan Hotel Diduga Melanggar IMB

Hingga pada 28 Mei, ia kembali berobat dengan keluhan sesak nafas. “Tanggal 28 Mei siang penderita dirujuk ke RSU Sanjiwani Gianyar dengan diagnosa Bronchitis,” katanya.

Petugas di RSUD Sanjiwani lantas melakukan penanganan melalui rapid test, dan hasilnya reaktif. Mendapati hasil itu petugas langsung melanjutkan dengan Swab tes.

Keesokan harinya dokter melakukan swab tes kedua pada Minggu (31/5). “Dua kali swab tes hasilnya positif covid,” katanya.

Baca juga:  Denpasar Anggarkan “Fogging” Fokus Rp634 Juta

Dikatakan, petugas GTPP Gianyar langsung melakukan penelusuran kontak erat. Diketahui ia kontak dengan suami dan dua orang anaknya. “Tracing kontak sudah dilakukan, dilanjutkan dengan rapid test dan swab tes,” katanya.

Ketua harian GTPP Covid Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya mengatakan petugas sudah melakukan penelusuran. Dari riwayat aktivitasnya, selama beberapa Minggu terakhir dia diketahui menaruh barang dagangan pada sejumlah warung di dekat rumahnya.

Baca juga:  Seorang Anak Hasil Swabnya Positif COVID-19 Meninggal Dunia, Ini Riwayat Sakitnya

Pasien ini juga diketahui kerap berbelanja ke pasar. “Sebagai tambahan informasi dia hanya menaruh dagangan pada seputaran warung di desanya,” katanya.

Dikatakan warga ini hanya bekerja sebagai pedagang jajanan, yang diedarkan ke pedagang sekitar rumahnya. “Kita akan lakukan tracing seputaran dia menjajakan barang dagangannya. Setelah itu baru akan kita diputuskan berapa yang harus dilakukan rapid test,” katanya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *