NEGARA, BALIPOST.com – Jumlah warga masuk Bali yang wajib rapid tes di Gilimanuk selama dua hari terakhir mengalami grafik kenaikan. Bahkan pada Minggu (31/5) terjadi lonjakan cukup signifikan.
Dalam sehari ada 1.400 lebih orang yang di rapid test. Upaya screening pelaku penyeberangan lewat pintu Gilimanuk terus dilakukan guna mendeteksi dini dan wajib dipenuhi untuk menjaga Bali memutus penyebaran Covid-19.
Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana, dr I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan upaya ini merupakan tindak lanjut kebijakan Gubernur Bali guna menekan persebaran covid-19 di wilayah Bali. Minggu lalu, penggunaannya cukup tinggi, kita lakukan sebanyak 1404 rapid tes. Bahkan, hari sebelumnya juga tergolong tinggi mencapai 1300 pelaksanaan rapid test, “ kata Arisantha dalam keterangan persnya, Senin (1/6).
Bila dibandingkan pada hari biasanya, rata rata penggunaan alat rapid test di gilimanuk mencapai 200 alat rapid perhari. Namun Arisantha menegaskan sesuai surat edaran Gubernur Bali, pelaksanaan rapid test dibenarkan bagi pelaku perjalanan angkutan logistik dan kebutuhan pokok.
“Sebagian besar yang masuk itu para sopir, kernet atau pengangkut logistik berbagai jenisnya. Ada juga pedagang –pedagang kecil membawa sayur-sayuran. Jadi kita perbolehkan. Kalau mereka pemudik atau berkunjung ke Bali, aturannya tegas dilarang. Terlebih tanpa membawa surat keterangan beebas Covid-19 berbasis rapid test akan langsung dikembalikan ke Jawa,“ kata Arisantha.
Ditambahkannya, masyarakat pengangkut logistik itu tujuannya tidak hanya ke wilayah Bali saja. Tapi ada juga yang menuju ke pulau lombok. “Kabar baiknya, tentu dari pemeriksaan rapid test sebanyak 1404 buah, tidak ada satupun yang dinyatakan reaktif, “ tukasnya.
Menurut Arisantha, sejak diberlakukannya kebijakan rapid test di pintu masuk Gilimanuk, pada minggu 5 April 2020, total gugus tugas Covid-19 Jembrana telah menghabiskan rapid test sebanyak 15.883 buah. Dari jumlah itu 58 orang dinyatakan reaktif berdasarkan pemeriksaan rapid test. “ Dari jumlah itu, warga Jembrana yang reaktif langsung dirawat di RSU Negara, sedangkan bagi warga provinsi Bali dari kabupaten lainnya dirujuk ke Denpasar,” terang dia.
Sedangkan, bagi yang reaktif non warga ber KTP Bali, sesuai kebijakan akan langsung dikembalikan dirawat di daerah asal. Guna mengantisipasi lonjakan penyeberangan dan pembawa logistik masuk Bali, pihak gugus Tugas Kabupaten Jembrana sudah menyiagakan satu pos tambahan. “Selain di pos pmeriksaaan pelabuhan dan TIC Gilimanuk, sesuai kebijakan bapak bupati kita siapkan lokasi ketiga. Tempatnya di Anjungan Betutu Gilimanuk. Kita juga sudah siapkan petugas tambahan akan di back-up analis dan perawat dari 3 RS Swasta di Jembrana . Tenaga itu dikhususkan untuk shif malam hari karena potensi pelaku penyeberangan lebih banyak dimalam hari,” jelasnya.
Sebelumnya, pelaksanaan rapid test di Gilimanuk sebagai upaya screening arus balik, sehari-harinya mengandalkan petugas medis Jembrana sebanyak 10 orang . Mereka merupakan tenaga analis dan perawat yang diambil dari beberapa puskesmas se-jembrana. Lima orang ditempatkan di pos pelabuhan dan lima orang lagi di pos pemeriksaan Tourist Information Centre ( TIC ) diareal Patung Siwa Gilimanuk.(Surya Dharma/Balipost)