Suasana di Pantai Pattaya yang dibuka kembali mulai 1 Juni 2020. (BP/AFP)

PATTAYA, BALIPOST.com – Warga Thailand kembali ke sejumlah pantai terkenal di negara tersebut pada Senin (1/6). Namun warga melakukan jaga jarak saat berada di pantai.

Dikutip dari AFP, pihak berwenang di negara tersebut telah melonggarkan pembatasan untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir. Di Pattaya, pengunjung mengagumi keindahan birunya air laut di Teluk Thailand itu.

Kebijakan jaga jarak masih berlaku, dengan adanya pihak lokal yang memerintahkan warga untuk menjaga paling tidak semeter jauhnya dari warga lainnya.

Salah satu ekspatriat asal Jerman, Heidi Glemeau, merupakan orang yang pertama kali berenang dan tidak percaya betapa sepinya pantai. “Saya tidak bisa menolak godaan. Ini seperti surga, seperti 30 tahun lalu,” katanya

Baca juga:  Kumulatif Kasus COVID-19 Bali Lampaui 14.000 Orang, Korban Jiwa Harian Bertambah 4 Kali Lipat dari Sehari Sebelumnya

Tidak semua pantai yang ditutup saat karantina wilayah diizinkan buka pada Senin lalu. Phuket yang berada di sebelah selatan Thailand, masih tertutup. Sementara Hua Hin, tetap dibiarkan terbuka selama masa pandemi COVID-19.

Thailand menerapkan sejumlah karantina wilayah yang tingkatannya berbeda-beda sejak pertengahan Maret, ketika negara mengumumkan adanya darurat nasional melawan COVID-19. Pemerintah menutup mal, pusat perbelanjaan, tempat umum, termasuk pantai.

Tapi, jumlah kasus baru infeksi melambat pada Mei ini. Dan pada Senin kemarin, bioskop begitu juga salon tattoo dan pijak di seluruh negara itu diizinkan buka kembali.

“Saya pikir ini sudah sangat lama,” kata Nutthawut Kanasup (29) yang sedang antre untuk pijat kaki di sebuah spa di Bangkok.

Baca juga:  Warga Banjar Tebongkang Tertular COVID-19 Makin Banyak

Seorang siswa, Prayos Plodchai, yang memiliki tiket menonton sebuah film Amerika Serikat, “Bloodshot,” mengatakan dirinya tidak terlalu yakin dengan standar higienitas bioskop yang ada di Cetral World Mall itu. “Namun, saya rela mengambil risiko karena saya sudah terlalu lama diam di rumah,” kata remaja berusia 19 tahun itu.

Laporan resmi di negara tersebut menyebutkan bahwa selama wabah COVID-19, jumlah warga yang terjangkit mencapai 3.000 orang. Sedangkan kasus kematiannya hanya 57 orang.

Namun sejumlah ahli kesehatan menyatakan minimnya tes kemungkinan menyembunyikan jumlah sebenarnya dari warga yang terjangkit virus ini di Thailand.

Baca juga:  Dilanda Gelombang Ketiga, Jerman Laporkan Lonjakan Kasus COVID-19 Terbesar

Meski begitu, eksodusnya para warga negara asing dan dilarangnya kunjungan dari luar Thailand telah memukul perekonomian negara itu. Terutama dikarenakan negara tersebut sangat bergantung pada pariwisata, seperti di Pattaya.

Penghasilan dari pariwisata menurun hingga 40 persen di triwulan I 2020 dan pemerintah telah memperingatkan bahwa virus ini akan lebih berimplikasi terhadap pendapatan di triwulan II.

Pattaya, sebuah destinasi wisata yang dikenal dengan kehidupan malam dan distrik lampu merahnya, berubah menjadi kota hantu. Bar dan klub malam tetap ditutup dan belum jelas kapan aktivitas normal akan kembali diperbolehkan. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *