Bali Belum Bebas Rabies
Ilustrasi. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Kasus gigitan anjing rabies kembali terjadi di Desa Songan, Kintamani. Korbannya, I Ketut Lama (66) warga desa setempat. Korban mengalami luka gigitan di beberapa bagian tubuhnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Selasa (2/6), kasus gigitan anjing rabies tersebut terjadi pada Minggu (31/5). Korban yang berasal dari Banjar Dalem, Desa Songan diserang anjing liar di wilayah Banjar Serongga.

Akibat kejadian itu, korban mengalami sejumlah luka gigitan. Yakni pada jari tangan, telapak tangan dada dan bokong kanan dan kiri.

Baca juga:  Seluruh Korban Kecelakaan Maut di Gilimanuk Dijamin Jasa Raharja

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dr. Nengah Nadi mengatakan korban telah mendapat penanganan perawatan luka di puskesmas desa setempat. Korban juga sudah diberikan vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR).

Untuk menelusuri kemungkinan adanya warga lainnya yang pernah digigit anjing yang sama, petugas sudah melakukan penyelidikan epidiemologi ke lapangan. Hasilnya, tidak ada ditemukan warga lain yang menjadi korban gigitan anjing yang sama. “Cuma mengigit satu orang saja,” ujarnya.

Baca juga:  Selama Covid-19, Banyak Anjing Peliharaan Ditelantarkan Pemiliknya

Sementara itu, Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli I Wayan Sarma melalui Kabid Kesehatan Hewan Ni Nyoman Sri Rahayu mengatakan setelah menerima laporan kasus kejadian tersebut, pihaknya langsung melakukan pengabilan sampel otak anjing liar pengingit itu untuk diperiksa. “Hasilnya sudah keluar. Hasilnya positif rabies,” ungkapnya.

Tindaklanjut dari kasus itu, Sri Rahayu mengatakan pihaknya segera akan melakukan eliminasi tertarget dan selektif serta emergensi vaksinasi di wilayah banjar/desa setempat. Pihaknya telah menurunkan timnya ke Desa Songan untuk berkoordinasi mengenai kesiapannya pelaksanaan kegiatan eliminasi dan emergensi vaksinasi.

Baca juga:  Korban Gigitan Anjing Prioritas Diarahkan Suntik VAR di Kantor Dinkes

Menurutnya dalam pelaksanaan eliminasi dan emergensi vaksinasi, dibutuhkan persiapan pihak desa dan masyarakat terkait lokasi penguburan anjing yang dieliminasi serta kesiapan masyarakat mengikat anjing peliharaannya agar tidak terkena eliminasi. “Ini kasus rabies kedelapan yang terjadi tahun ini,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *