Gubernur Bali, Wayan Koster. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pariwisata merupakan sektor utama dalam perekonomian Bali. Namun hal itu sebelum pandemi COVID-19 melanda.

Saat ini, dengan persiapan memasuki tatanan kehidupan era baru dalam kaitan new normal di Bali, pariwisata kemungkinan akan menjadi yang terakhir dibuka. Bahkan, Gubernur sudah meminta Dinas Pariwisata untuk menghentikan aktivitas pada objek wisata yang belakangan dikabarkan buka kembali. “Kalau pariwisata itu belum, masih jauh. Terakhir itu. Kalau dibuka juga yang datang tidak ada orang karena penerbangannya tidak ada,” ujar Gubernur Bali Wayan Koster di Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Kamis (4/6).

Baca juga:  Libur Lebaran, Ayunan Wisata "Selfie" Pucak Jadi Rebutan

Koster meminta pelaku pariwisata di Bali bersabar. Terlebih, selama puluhan tahun terakhir sudah menikmati gemerincing dollar dari hasil usahanya di Pulau Dewata. Ditegaskan, kondisi pandemi COVID-19 harus disikapi dengan kebersamaan, pemahaman dan empati.

“Jadi, tidak bisa buru-buru. Saya tidak akan mau terpancing dengan desakan untuk cepat-cepat membuka pariwisata. Kesehatan masyarakat itu harus betul-betul diutamakan,” jelasnya.

Apalagi Bali, lanjut Koster, sebagai destinasi wisata terbesar dan dikunjungi wisatawan dunia terbilang sangat rawan. Pihaknya bukan menolak pariwisata dibuka, tapi masih mempertimbangkan waktu yang tepat. Terutama saat situasi Bali betul-betul sudah kondusif, artinya bersih dari COVID-19 dan terhindar dari penularan.

Baca juga:  Penanganan Pandemi COVID-19 Membaik, Menkes Budi : "Tetep Eling lan Waspada"

“Kita pasti memikirkan kesitu. Jadi bukan kita menolak, hanya soal waktu saja,” tegasnya.

Menurut Koster, pelaku pariwisata khususnya pengusaha mestinya jangan buru-buru melakukan PHK atau merumahkan karyawannya. Apalagi, situasi pandemi baru berlangsung tiga bulan terakhir di Bali. “Dari Maret, April, Mei kan baru tiga bulan. Mudah-mudahan tidak lama,” tandasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

2 KOMENTAR

  1. Percuma bernafsu membuka pariwisata kalau wabah terus meningkat di masyarakat…siapa mau datang.???….tapi sebaliknya bila cepat wabah dapat ditanggulangi, maka tanpa harus jargon membuka pariwisatapun, wisatawan akan datang dengan sendirinya.

  2. Akibat terlalu pariwisata sentris, melupakan sektor yang lain, sekali kena serangan, ambyaarr semuannya.. Rybah haluan pembangunan sekarang juga, back to nature ( nangun sat kertih loka Bali ) , jangan wacana saja, tolong implementasikan > kembangkan Sektor Pertanian Segera..!!

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *