BANGLI, BALIPOST.com – SMPN 3 Bangli saat ini sedang mengkaji kembali kelanjutan penerapan full day school (FDS) yang telah berjalan sejak dua tahun terakhir. Dari hasil pertemuan yang dilakukan sekolah dengan pihak komite dan perwakilan orangtua, cenderung menginginkan kegiatan belajar mengajar dikembalikan seperti semula yakni enam hari sekolah.
Plt. Kepala SMPN 3 Bangli Ni Made Suryadini mengaku, pihaknya belum bisa memutuskan apakah FDS di sekolah akan berlanjut di tahun ajaran baru mendatang atau kembali ke 6 hari sekolah. Pihaknya saat ini sedang melakukan kajian sebelum memutuskan hal itu, katanya Minggu (6/7).
Diungkapkan bahwa pihaknya belum bisa memutuskan apakah FDS berlanjut atau tidak. Salah satunya dikarenakan dukungan sumber daya manusia (SDM) di sekolahnya saat ini jumlahnya berkurang. “Kalau dulu kajian kenapa dilaksanakan full day school karena dukungan SDM kita memenuhi syarat,” terangnya.
Selain itu, dari segi sarpras seperti luas lahan juga masih kurang. Selama ini pelaksanaan ektrakurikuler sebagian dilaksanakan di lapangan Taman Bali sehingga perlu pengawasan yang lebih ekstra. Ketersediaan air juga masih menjadi kendala sekolah. Dimana pasokan air ke SMPN 3 Bangli terkadang tidak ngalir dan tower penampungan air yang ada tidak cukup untuk semua siswa untuk kebutuhan MCK-nya. “Intinya banyak yang masih harus dikaji sebelum memutuskannya,” ujarnya.
Sejauh ini tahapan kajian yang sudah dilaksanakan diantaranya, dengan menyebar angket kepada siswa dan orangtua siswa. Dalam angket tersebut ada instrument pertanyaan apakah FDS yang kegiatan belajar megajarnya hanya dilaksanakan 5 hari dalam seminggu dilanjutkan atau tidak, disertai alasannya masing-masing. Selain siswa dan orangtua siswa, angket yang sama juga di sebar kepada guru/pegawai, komite dan tokoh masyarakat rayon pendukung sekolah.
Pihaknya juga telah melakukan pertemuan dengan komite dan perwakilan orang tua siswa untuk membahas mengenai kelanjutan pelaksanaan FDS. Dari hasil pertemuan, pihak komite dan perwakilan orangtua cenderung ingin kembali ke 6 hari sekolah dengan berbagai alasan.
Diantaranya, pelaksanaan FDS di nilai membuat anak tidak punya cukup waktu untuk bersama orangtua, anak kelelahan dan langsung tidur sampai di rumah. Ada juga karena alasan tidak sempat memberikan bekal nasi seperti anjuran sekolah dan bekal uang juga terbatas karena keadaan ekonomi sehingga anak menjadi tidak teratur makan.
“Ektrakurikuler untuk target prestasi masih kurang waktu dan jika lanjut lebih dari jam 3, sesuai jam lima hari sekolah, orang tua tidak setuju karena anak sudah cukup lelah,” ungkapnya.
Lanjut dikatakannya, pihaknya juga masih akan melakukan kajian lanjutan soal kecukupan tenaga pendidik. Setelah nantinya hasil kajian lengkap dari perbagai unsur seperti pertimbangan awal di terapkannya FDS, selanjutnya sekolah bersama komite akan menyampaikan ke Disdikpora Bangli. “Paling tidak akhir Juni ini kajian sudah lengkap sehingga tahun ajaran baru sudah ada keputusan lanjut atau tidak,” jelasnya. (Dayu Rina/Balipost)