JENEWA, BALIPOST.com – Sejak diumumkan sebagai pandemi pada 11 Maret 2020 oleh World Health Organization (WHO), penyebaran COVID-19 belum nampak mereda. Hal ini pun menjadi sorotan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (8/6) waktu setempat.
Bahkan ia mengatakan situasi pandemi coronavirus semakin memburuk di seluruh dunia. WHO mengatakan telah mencatat jumlah tertinggi infeksi baru setiap hari.
Tercatat sekitar 7 juta kasus COVID-19 telah dilaporkan ke WHO. Hampir 400 ribu kematian terjadi. Meskipun situasi di Eropa membaik, secara global keadaannya memburuk.
“Lebih dari 100.000 kasus telah dilaporkan pada 9 dari 10 hari terakhir. Kemarin, lebih dari 136.000 kasus dilaporkan, paling banyak dalam satu hari sejauh ini,” ungkapnya.
Hampir 75 persen dari kasus kemarin berasal dari 10 negara, sebagian besar di Amerika dan Asia Selatan. Sebagian besar negara di kawasan Afrika masih mengalami peningkatan jumlah COVID-19 kasus, dengan beberapa kasus pelaporan di wilayah geografis baru, meskipun sebagian besar negara di kawasan ini memiliki kurang dari 1.000 kasus.
“Kami juga melihat peningkatan jumlah kasus di beberapa bagian Eropa Timur dan Asia Tengah,” sebut Tedros.
Pada saat yang sama, ia pun mendorong agar beberapa negara di seluruh dunia melihat tanda-tanda positif. Di negara-negara ini, ancaman terbesar sekarang adalah rasa puas diri.
Hasil dari penelitian untuk melihat seberapa banyak populasi yang terpapar virus menunjukkan bahwa kebanyakan orang secara global masih rentan terhadap infeksi. “Kami terus mendesak pengawasan aktif untuk memastikan virus tidak menyebar kembali, terutama karena semua jenis pertemuan mulai kembali di beberapa negara,” tegasnya.
Ia mengatakan WHO sepenuhnya mendukung kesetaraan dan gerakan global melawan rasisme. Namun, dalam melakukan protes di seluruh dunia, ia pun meminta agar melakukannya dengan aman. “Sebisa mungkin, jaga setidaknya 1 meter dari orang lain, bersihkan tangan, tutup batuk, dan kenakan masker jika Anda menghadiri protes,” sarannya.
Tedros mengatakan pihaknya mendorong negara-negara untuk memperkuat langkah-langkah kesehatan masyarakat yang mendasar yang tetap menjadi dasar dari respons: menemukan, mengisolasi, menguji dan merawat setiap kasus, dan melacak dan mengkarantina setiap kontak. (Diah Dewi/balipost)