DENPASAR, BALIPOST.com – Selain untuk siswa sekolah swasta, Bantuan Sosial Tunai (BST) juga diberikan Pemprov Bali untuk Perguruan Tinggi. BST-PT diserahkan langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster kepada sejumlah perwakilan mahasiswa di Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Selasa (9/6).
Tercatat ada 9412 mahasiswa di 35 PTN dan PTS seluruh Bali yang menerima BST masing-masing Rp 1,5 juta sebagai subsidi biaya kuliah satu semester. “Besarnya memang tidak menanggung seluruhnya. Tapi membantu meringankan beban Rp 1,5 juta per mahasiswa,” ujar Koster dalam sambutannya.
Menurutnya, kebijakan ini diambil lantaran ia menyadari dampak Covid-19 tidak hanya dirasakan oleh pekerja atau masyarakat di desa, tapi juga dunia pendidikan. Apalagi, ada mahasiswa yang berkuliah sambil bekerja demi bisa melanjutkan studi. Sementara sasaran skema kebijakan jaring pengaman sosial dari pemerintah pusat adalah masyarakat kurang mampu yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). BST-PT diberikan melalui perguruan tinggi atau tidak diterima secara tunai oleh mahasiswa.
“Kalau misalnya satu semester itu biaya kuliahnya Rp 4 juta, maka rektornya tidak lagi memungut Rp 1,5 juta,” imbuhnya.
Koster menambahkan, ada persyaratan yang mesti dipenuhi untuk mendapatkan BST-PT. Diantaranya, mahasiswa yang orangtuanya terdampak Covid-19. Baik di-PHK, dirumahkan, maupun dari keluarga miskin. Atau mahasiswa itu sendiri yang kuliah sambil bekerja dan kini terdampak Covid-19. “Harapannya mahasiswa dapat diringankan bebannya untuk melanjutkan kuliah sehingga jangan sampai terputus dan tetap semangat kuliah,” jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali, Ketut Ngurah Boy Jayawibawa mengatakan, total BST-PT yang digelontorkan untuk 9412 mahasiswa mencapai Rp 13,879 miliar. Rinciannya, 3164 mahasiswa di 6 PTN dengan nilai Rp 4,507 miliar dan 6248 mahasiswa di 29 PTS sebesar Rp 9,372 miliar.
“Bantuan ini sekali saja. Kebetulan Juli mulai semesternya, ini dipakai nutup,” ujarnya.
Menurut Boy, jumlah penerima BST-PT memang jauh berkurang dari skema awal sebanyak 15 ribu mahasiswa. Salah satu penyebabnya adalah program beasiswa yang cukup banyak ada di perguruan tinggi. Jika besaran biaya semester lebih rendah dari bantuan yang diberikan, maka kelebihannya dikembalikan ke APBD. (Rindra Devita/balipost)