SURABAYA, BALIPOST.com – Pemerintah Kota Surabaya mengusulkan untuk tidak memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Menurut Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, keputusan itu diambil karena pelaksanaan PSBB sangat berdampak pada permasalahan ekonomi warga.
Selain itu, ia mengatakan tren kesembuhan pasien COVID-19 di Kota Surabaya terus merangkak naik dari hari ke hari. Presiden UCLG Aspac ini mengaku yang paling dikhawatirkan adalah para pegawai hotel, restoran, mal dan pegawai lainnya yang terdampak PSBB ini.
Apabila kondisinya terus turun seperti ini, bukan tidak mungkin pegawai diberhentikan. Maka itu, meski nanti PSBB dilonggarkan, protokol kesehatannya harus terus diperketat.
Termasuk di hotel, restoran, mal, warung dan berbagai sektor usaha lainnya.
Wali Kota Risma juga mengaku masih terus mengupayakan untuk menggelar rapid test massal, khusus bagi pegawai mal dan SPG. Pegawai minimarket, supermarket, dan pegawai toko-toko yang ada di Surabaya.
Sehingga, jika kondisi normal atau new normal diberlakukan, seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo, warga yang berbelanja tidak khawatir lagi. Mereka yakin bahwa pegawai mal dan toko itu sehat semuanya. (Stady Setyawanto/Surabaya TV)