MATARAM, BALIPOST.com – Pada awal wabah COVID-19 merebak di Indonesia, tiga gili (Trawangan, Air, dan Meno) ditutup oleh pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Bahkan saat itu, sempat terjadi eksodus WNA ke Bali lewat Pelabuhan Padangbai.
Tiga bulan berlalu, tiga Gili rencananya akan dibuka kembali. Dikutip dari Kantor Berita ANtara, Pemprov NTB melalui Dinas Pariwisata akan membuka destinasi wisata di Kabupaten Lombok Utara itu.
Ini akan menjadi lokasi wisata yang dibuka pertama kali di provinsi itu untuk menyongsong normal baru. “Provinsi NTB akan menjadikan destinasi wisata tiga gili sebagai percontohan pembukaan pariwisata dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19,” kata Kepala Dinas Pariwisata NTB H Lalu Moh Faozal di Mataram, Jumat (11/6).
Menurutnya, selama pandemi COVID-19 sektor pariwisata lumpuh total, praktis aktivitas industrinya mati suri. Banyak masyarakat yang terlibat didalamnya menjadi pengangguran dan fasilitas perhotelan tidak beroperasi.
Pembukaan kembali objek wisata tiga gili yaitu Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air, dilakukan untuk memulihkan industri pariwisata dan ekonomi. “Kami akan terus memberikan edukasi dalam membangun kesadaran masyarakat di kawasan wisata untuk tetap beraktivitas, namun dengan SOP normal baru,” jelasnya.
Penerapan normal baru ini sebenarnya, kata dia, kehidupan yang akan dijalankan seperti biasa, namun dengan tetap menerapkan protokoler kesehatan menjadi kebiasaan. Dinas Pariwisata NTB Bersama Dinas Kesehatan, TGP2D dan unsur lainnya sedang menyempurnakan SOP normal baru berbasis kebersihan, kesehatan dan keselamatan atau Cleanliness, Health and Safety (CHS).
Faozal menjelaskan Pemprov NTB sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara untuk memastikan pergerakan wisatawan yang datang ke tiga gili. Penerapan protokol kesehatan secara ketat juga harus dilakukan semua hotel, restoran, maupun tempat wisata lainnya. “Kawasan wisata ini akan menjadi destinasi yang dibuka pertama kali di NTB,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Nurhandini Eka Dewi mengatakan memang semua orang menginginkan kembali hidup normal. Tapi kriteria yang harus dipenuhi untuk menerapkan normal baru.
Upaya membuka Kembali objek pariwisata di tiga gili juga akan menerapkan konsep SOP kesehatan yang ketat. “Masyarakat harus mulai menjalankan pola hidup sehat, mengikuti protap kesehatan mencegah COVID seperti tetap menggunakan masker, jaga jarak, etika bersin dan lainnya,” kata dr Eka. (kmb/balipost)