Dua orang menggunakan APD sedang menelepon di dekat Guang’an Sport Center, tempat pengambilan spesimen swab bagi warga Beijing yang tinggal di dekat Pasar Xinfadi pada 15 Juni 2020. (BP/AFP)

BEIIJING, BALIPOST.com – Pada Senin (15/6), China kembali melaporkan adanya puluhan kasus baru. Dikutip dari AFP, pejabat kesehatan di China mencatat terdapat 49 kasus baru terjadi pada Senin, termasuk 36 diantaranya berasal dari pasar grosir, Xinfadi, yang berlokasi di Beijing.

Wabah COVID-19 di China, yang pertama kali terdeteksi pada akhir 2019, sebagian besar sudah berhasil dikontrol. Namun pada minggu lalu, muncul sejumlah kasus baru yang terdeteksi di Ibukota China, Beijing.

Baca juga:  Vaksinasi Anjing Prioritaskan 42 Desa Zona Merah Rabies

Selain kasus-kasus baru di Beijing, Komisi Kesehatan Nasional China juga menyatakan ada 3 kasus baru dikonfirmasi di Provinsi Hebei, yang wilayahnya mengelilingi Beijing.

Beijing telah memulai tes massal pada sejumlah pekerja di Pasar Xinfadi, begitu juga bagi mereka yang tinggal di dekat pasar itu. Menurut laporan petugas, tes akan dilakukan pada 46 ribu residen di area itu. Lebih dari 10 ribu orang sudah menjalani tes.

Baca juga:  Perketat Pemeriksaan, Pos II Digeser ke Luar Pelabuhan Gilimanuk

Sebelas perumahan di dekat pasar itu telah dikarantina dan sejumlah kota di China mengeluarkan larangan agar warganya tidak bepergian ke Beijing.

Pihak berwenang juga meningkatkan upayanya untuk menelusuri siapa saja yang mengunjungi pasar itu. Perusahaan dan komunitas di sekitar pasar itu juga mengirimi pesan bagi pekerja dan warganya untuk mengetahui pergerakan mereka dalam seminggu terakhir.

Dilaporkan pula 10 kasus imported case, seiring makin banyaknya warga negara China yang kembali pulang.

Baca juga:  Koster Tegaskan Pembangunan Tol Mengwi-Gilimanuk Berlanjut

Secara total, terdapat 177 orang masih dirawat karena penyakit ini di China. Dua diantaranya parah. Kumulatif kasus ini merupakan yang tertinggi sejak awal Mei.

Terdapat pula 18 kasus orang tanpa gejala, dimana 7 diantaranya adalah orang lokal. China tidak menghitung orang tanpa gejala dalam kasus terkonfirmasi. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *