AMLAPURA, BALIPOST.com – Jembatan penghubung Desa Adat Asak, Desa Pertima dan Kelurahan Subagan, Karangasem hingga saat ini belum bisa dilintasi masyarakat akibat jebol. Kondisi itu, memaksa warga harus menempatkan kendaraan yang mereka bawa di pinggir jalan di samping jembatan.
Warga Desa Adat Asak, Desa Pertima, I Ketut Musta, Kamis (18/6) menjelaskan, warga yang tinggal di sekitar jembatan menempatkan satu motor di pinggir jembatan untuk bisa beraktivitas. Itu dilakukan lantaran warga tak bisa melintas di jembatan darurat menggunakan motor. Jembatan berbahan kayu itu hanya bisa dilalui pejalan kaki.
“Jembatan hanya bisa dilalui pejalan kaki saja. Ditutup untuk sepeda motor karena di nilai membahayakan. Jadi, warga yang hendak ke sawah menaruh sepeda mototnya di samping jembatan dan berjalan kaki menuju ke sawah atau lahan pertaniannya,” ucapnya.
Musta mengatakan, warga yang tinggal di seputaran jembatan harus memutar cukup jauh melewati Jasri dan Bungaya. “Memang sedikit jauh, tapi mau gimana lagi, kondisinya seperti ini. Hingga saat ini belum ada tanda-tanda untuk perbaikan. Semoga segera bisa diperbaiki agar jalan kembali dapat dilintasi kendaraan,” harapnya.
Kepala Bidang Bina Marga PUPR Karangasem I Wayan Surata Jaya, mengakui bahwa kalau sebelumnya pihaknya sempat menargetkan pembangunan jembatan bisa mulai April. Anggarannya disiapkan Rp 1 miliar lebih. Hanya saja, akibat pandemi Covid-29, maka kegiatan jalan dinolkan. “Kegiatan fisik memang tidak ada. Hanya untuk jembatan hanya kegiatan survai. Anggaran semuanya dialihkan untuk penananggulangan Covid-19,”jelasnya. (Eka Prananda/Balipost)