DENPASAR, BALIPOST.com – Gerakan penyelamatan Bali kini bergulir. Tantangan yang menguat dan eksploitasi yang berlebihan terhadap Bali haruslah dikendalikan. Visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ mestinya menginspirasi kita berada dalam satu gerakan terkoordinasi menjaga Bali. Komitmen ini pun dipertegas Direktur Politeknik Negeri Bali (PNB) I Nyoman Abdi, S.E., M.eCom. dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (FEB Unud) Prof. I Wayan Suartana saat diwawancarai Bali Post secara terpisah, Kamis (18/6).
Kini, di tengah menguatnya tantangan pandemi ekonomi, Prof. Wayan Suartana mengakui tekanan ekonomi Bali menguat. Menurutnya, pada triwulan kedua sudah mengalami kontraksi di bawah nol atau sudah minus.
Ini tentu menjadi hal yang kurang baik bagi Bali yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber ekonomi. “Kondisi ini mestinya membangkitkan semangat gotong royong menjaga perekonomian Bali. Situasi saat ini juga bisa dikelola untuk membangkitkan kemandirian ekonomi Bali dan budaya filantropi, budaya saling membantu atau kedermawanan krama Bali,” sarannya.
Sektor pariwisata yang sudah mati suri sejak tiga bulan lalu, menurutnya, memang diharapkan agar bisa dikondisikan menjadi perekonomian Bali. ‘’Ini memang perlu pendekatan khusus dan kehati-hatian. Bali perlu melakukan kajian yang jelas terkait rencana ini,’’ sarannya lagi.
Menurut Suartana, untuk mengembangkan sektor lain, tentunya juga tidak akan bisa jalan jika sektor pariwisata tak bergerak. Pasalnya, seperti sektor pertanian, semua hasilnya yang dipasarkan untuk pariwisata, juga tidak bisa jalan.
Untuk itu, ia meyampaikan agar pariwisata Bali bisa dibuka kembali, tentu harus dilihat dulu dari kondisi daerahnya terhadap COVID-19. Selain itu, harus mencoba untuk menjadikan salah satu destinasi menjadi pilot project.
Tentunya dengan infrastruktur dan protokol kesehatan yang memadai. Begitu juga untuk penerbangan juga sudah diatur. “Syarat yang baik itu adalah tempatnya terbuka, menghindari kerumunan,” katanya.
Suartana menyarankan, jika belum ada wisatawan internasional, potensi wisatawan domestik juga perlu digaet. Wisatawan domestik ini juga sangat mendambakan suasana liburan, bahkan untuk berlibur ke Bali. “Dengan melihat apakah pemasok wisatawan sudah buka atau belum. Apabila belum, tentu kita bisa mengandalkan wisatawan domestik,” ujarnya.
Karena pariwisata terpuruk, katanya, mungkin Bali bisa mengadopsi negara-negara lain di dunia. Seperti Spanyol yang sudah menerapkan protokol kesehatan. Pihaknya mengharapkan pariwisata Bali bisa dibuka dengan terbatas, terutama di zona-zona hijau.
Inilah yang disebut kebiasaan baru, habit baru, baik dari segi pelaku pariwisata maupun pengunjung. “Namun, kita tidak boleh lengah. Harus tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan secara konsisten,” tegasnya.
Dalam konteks mengawal Bali dan menjaga sanitasi alam Bali ke depan, Politeknik Negeri Bali sebagai lembaga pendidikan tinggi vokasi terus concern untuk menghasilkan lulusan yang profesional siap kerja, sesuai apa yang dibutuhkan oleh dunia industri. Dengan apa yang sudah dilakukan selama ini, sudah dibuktikan pada periode-periode lalu.
Menurut Direktur Politeknik Negeri Bali I Nyoman Abdi, S.E., M.eCom., PNB yang mengusung program unggulan yakni Green Tourism, tentu sejalan dengan visi dari Pemprov Bali yakni “Nangun Sat Kerthi Loka Bali.” Dalam rangka menunjang visi tersebut, Gubernur dan Wakil Gubernur Bali sangat mendukung apa yang sudah dilakukan PNB. “Tidak hanya mendukung kegiatan yang dilakukan PNB, namun Gubernur dan Wakil Gubernur juga mendukung aspek penelitian dan juga support anggaran. Dukungan ini kami respons dengan dedikasi melahirkan lulusan yang berkualitas dan bermanfaat bagi Bali,” katanya.
Dalam rangka mendukung kebijakan Gubernur, katanya, PNB ditugaskan untuk bekerja sama pengelolaan satu program studi yang konsentrasinya pada energi baru terbarukan. Dalam hal ini, Pemprov Bali bersama Kementerian ESDM mendukung pembukaan prodi baru terkait energi bersih.
Program ini tentunya untuk menjabarkan terkait ketahanan energi yang dicanangkan Gubernur Koster. “Bali harus didesain bersih supaya lingkungannya bersih,” katanya.
Terkait dukungan yang diberikan, kata Abdi, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Bali karena diberikan kepercayaan. Bahkan, tidak hanya dalam hal energi terbarukan, PNB juga dipercaya untuk mengelola manajemen air bersih di Bali, mengingat Bali merupakan kawasan pariwisata, tentu kebutuhan air bersih sangat diperlukan.
Untuk prodi energi baru terbarukan, tahun ini PNB sudah menerima mahasiswa yang di-support oleh Kementerian ESDM dan Pemprov Bali. Pihaknya juga mengajak masyarakat Bali untuk ikut bergabung melalui prodi ini.
Selain didukung Pemprov Bali, sejak tahun lalu dan berlanjut tahun ini, PNB sudah bekerja sama dengan hotel berbintang lima yakni Hotel Kampinski. Ini dilakukan untuk memfasilitasi mahasiswa dengan dunia industri. (Yudi Karnaedi/balipost)